Jumat, 05 November 2010

Let's Write...


Ini hanyalah catatan kecil yang mungkin bisa membantu teman-teman yang sedang kesulitan dalam menyusun Tesis atau Tugas Akhir-nya, ini hanyalah sekedar berbagi pengalaman saya dan teman-teman lain yang –kebetulan- sudah lebih dahulu menyelesaikan Tugas Akhir akademik, berikut ini adalah tips and trik menulis Tesis atau Tugas Akhir yang bisa saya bagikan:


1.Temukan Masalah (find the problem not the title)
Saat memulai tulisan berangkatkan hari sebuah permasalah, issue yang akan diangkat. Selama ini kita sering kali terjebak dengan judul, padahal judul itu akan ditemukan dengan sendirinya setelah kita temukan permasalahannya. Ibarat sebuah masakan, sebelum kita memasak tentu kita harus menemukan bahan pokok yang akan kita masak, barulah setelah semua selesai dimasak kita bisa tentukan apa nama masakan itu.
Menemukan isu hukum memang tidak mudah, kita harus membedakan mana yang termasuk isu hukum atau bukan. Suatu permasalah dapat dikategorikan dalam permasalahan hukum dan mengandung isu hukum adalah apabila permasalahan itu dapat dianalisis melalui teori-teori hukum yang ada.

Sedikit tips dari saya, cara untuk membedakan isu hukum dengan non hukum ialah kaitkan langsung dengan teori hukum yang sederhana misalnya kepastian hukujm, tujuan hukum, kekaburan atau kekosongan hukum, keadilan, sinkronisasi/konsistensi dan lain-lain, jika permasalahan itu termasuk dalam ruang lingkup beberapa teori tadi, maka itulah isu hukum.


2.Temukan Kata Kuncinya (Find the key word)
Kata kunci sangat penting untuk menjaga konsistensi dan ritme tulisan, kata kunci ini harus berkesinambungan sehingga apa yang kita tulis menjadi suatu cerita yang utuh tersusun dan sistematis. Ingat pelajaran Bahasa Indonesia sewaktu Sekolah Dasar dulu bahwa dalam setiap paragraph mengandung satu kalimat pokok (kalimat inti), kalimat ini yang menjadi focus dari kalimat-kalimat lainnya dalam satu paragraph.
Kelemahan kita adalah kita sering tak focus dan tak terarah dalam menulis, kebanyakan dari kita lebih suka ‘mengobral kata’ dan kurang memperhatikan apa yang menjadi inti pokok cerita dalam sebuah paragraph, walhasil tulisan kita menjadi panjang tapi tak berkesinambungan. Sedikit trik dari saya, tak perlu membuat kalimat yang panjang dalam satu paragraph, asalkan sudah menemukan kata kunci dari tulisan itu, maka lima - enam baris dalam satu paragraph sudah cukup.


3.Buatlah Kerangka Pikir
Sama halnya dengan menulis sebuah cerita, menulis karya ilmiah juga membutuhkan Sekenario utuh atas apa yang kita tulis. Sekenario tergabung dalam beberapa angel dan alur yang dirangkai hingga menjadi satu cerita utuh. Kita –penulis- adalah yang pihak yang berkuasa dalam menentukan alur cerita tulisan, tapi konsekuensi dapi penulis karya ilmiah adalah konsistensi bahasan dari awal hingga akhir, meski tak harus berakhir dengan happy ending (sama dengan hipotesis awal) asal konsistensi terjaga sesuai pola pikir sekenario awal, maka tak akan susah mempertahankan argumentasi ilmiyah kita.

Trik dari saya, untuk memudahkan menyusun kerangka pikir, buatlah diagram atau bagan alur yang menggambarkan keseluruhan bahasan dalam tulisan, mulailah dari asas-asas hukum umum kemudian diturunkan pada tataran teori hukum hingga menyentuh permasalahan, semua bagian terkait hingga menjadi bagian yang utuh.


4.Be a smart Cheater
Refensi adalah bagian penting dari sebuah karya ilmiah. Kita tidak dapat begitu saja menggunakan argument kita sebagai bahan hukum karena kita bukanlah ilmuwan pertama yang menulis tentang suatu hal itu, maka dari sinilah kutip-mengutip pendapat orang lain baik dari buku maupun media lain sangat penting dilakukan. Refensi memudahkan kita untuk mencari landasan teori yang telah ditemukan oleh para ilmuwan terdahulu.
Kelemahan kita adalah kita suka sekali mengutip pendapat orang, melelan mentah-mentah pendapat orang lain itu sekalipun itu tak ada hubungannya dengan apa yang kita tulis.

Ada bebrapa hal yang harus diperhatikan dalam mengutip atau menggunakan pendapat orang lain dalam tulisan kita: pertama, buatlah footnote atau end note atas setiap kutipan yang kita ambil, tulis nama orang dan dari mana kita mengutipnya; kedua, memahami apa yang kita kutip, karena tidak selalu apa yang kita kutip ternyata relevan dengan apa yang kita tulis; ketiga, tidak menggunakan banyak kutipan, mengutip adalah hal yang wajar tapi juga harus memperhatrikan proporsi tulisan, jangan sampai tulisan kita hanyalah salinan atau jiplakan dari berbagai sumber.
Trik dari saya, agar lebih aman dan terhindar dari praktek plagiasi, memahami maksud pendapat orang yang kita kutip dan tulislah kutipan dengan bahasa kita sendiri, menggunakan kutipan tidak langsung akan kelihatan lebih cantik.


5.Banyak Membaca
Membaca bukan hanya berfungsi sebagai penambah wawasan atau pengetahuan tetapi juga dapat menambah kosa kata. Untuk penulis pemula –seperti halnya saya- dengan banyak membaca –apapun itu- kita bisa mengetahui berbagai style tulisan yang dapat kita aplikasikan dalam tulisan kita. Ibarat orang yang baru belajar memasak, banyak membaca berarti banyak mencoba rasa, jika kita sudah banyak referensi tentang rasa, maka tak akan canggung lagi meracik bumbu.

Sebagaimana yang pernah saya tulis dalan “Note” sebelumnya, bahwa menulis membutuhkan keberanian, memang tidak mudah untuk mengawalinya, tapi jika tak diawali maka semua menjadi tak mungkin. Tak ada aturan baku dan kaku dalam menulis -kecuali hanya tata urutan dan letaknya aja yang sudah ditentukan-, menulis hanyalah masalah cita rasa dan selera, just write up your mind…….

Saya bukanlah penulis handal, karena saya juga masih belajar, dan mari bersama-sama kita belajar menulis…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar