Jumat, 05 November 2010

Tak Merindukanmu


Jika kau tanya padaku apakah aku merindukanmu saat ini, maka jawabannya adalah tidak, jika kau tanya apakah aku merasa kehilanganmu, jawabannya juga tidak, lalu jika kau masih bertanya lagi apakah aku telah membencimu, jawabannya juga pasti tidak. Lantas apa?


Aku memang tak akan pernah bisa melupakanmu, aku harus terlahir kembali dan bereinkarnasi untuk bisa tak lagi mengenalmu. Aku telah menguncimu rapat-rapat dalam peti momori yang kuncinya sudah aku tanam kedalam bumi dan akan larut bersama air hujan lalu terbenam kedasar laut, meski aku tahu ini adalah hal sia-sia karena sejatinya aku tak perlu kata kunci untuk membuka memori tentangmu dan kembali merindukanmu.

Tapi kau tak perlu khawatir, karna aku tak berminat untuk menjadi melankolis karenamu, aku tetap sanguine dengan caraku sendiri, menjadi Joker diantara tumpukan kartu Hati, Skop, Kriting dan Wajik, akupun telah membayar lunas semua konsekwensi atas namamu, that’s all.


Aku tak ingin berandai-andai waktu akan kembali, aku juga tak kan merengek pada waktu agar mau membawa kita kembali, cukuplah satu waktu untuk satu cinta dan biarlah semua akan indah pada waktunya. Aku tak merindukanmu kali ini, tapi jika kelak aku merindukanmu kembali, aku tak akan kirimkan pesan lagi untukmu, karna aku hanya perlu pejamkan mata, menyalakan radar dan seketika itu aku sudah tahu kabarmu, kau pun tak perlu kirimkan pesan padaku karena aku sudah tahu dimana aku akan menemukanmu, di dalam buku warna biru dan kotak warna hijauku.

Jika ada yang aku rindukan saat ini, itu tak lain adalah diriku sendiri yang sempat terlempar, terasing dan terpisah dari “Aku”, karena lelahnya diriku mencintaimu.


Aku hanya sebatangkara angin yang terluka oleh bekas sayatan rindu,
tapi mungkin aku hanya merindukan diriku sendiri
yang kebetulan denting-dentingnya terdengar dari kamu.
Maka, hanya daun yang menguning dan rapuhnya reranting
yang akan jatuh bergugur ke tanah yang kering di musim hujan,
aku! Akulah itu!.
(Taken from: ADZ)

2 komentar: