Minggu, 05 Januari 2014

(Bukan) Lelaki Impian

Sepertinya banyak mulai penasaran tentang sosok lelakiku, seperti apa dan bagaimana aku bisa memilihnya. I told you, dia bukan pria impian. Dia bukan pria yang memenuhi semua checklist kriteria pria impian. dia lelaki biasa, sederhana tapi punya cinta luar biasa. 

Perawakannya tegap, tinggi sekitar 175cm dg berat 80kg, ramput cepak, kalo tersenyum dia sangat manis ;). Berasal dari keluarga konservatif, anak bungsu dari empat bersaudara. Ayahnya (alm) mantan pejabat di desa kami. Menempuh Pendidikan Agama Islam di Darul Ulum Jombang. Dia lelaki yang baik, sabar, penuh pengertian meski agak sedikit manja. Perokok (aku tidak suka ini), tidak banyak bicara, cuek tapi tipe familyman ;)) 

Keputusanku memilihnya bukannya mulus tanpa kontroversi, melihat perbedaan diantara kami banyak pihak yang mempertanyakan, mengapa aku harus dengannya? Mengapa tidak dengan yang lain? 
Sifat kami sangat berbeda, selera kami tidak sama, musik, film, buku atau apapun lah itu kami tak sejalan. Dia sangat konservatif aku modernis, dia patriarkhis aku feminis, dapat dibayangkan betapa serunya jika kami berdebat. Aku meyakini bahwa sepasang manusia berjodoh bukan semata karena persamaan, perbedaan itu ada untuk saling melengkapi. Kami berbeda profesi tapi sepanjang kami berkomitmen untuk saling menghormati dan mendukung satu sama lain tak ada yang bisa menghalangi niat baik kami. Beruntungnya juga aku punya ortu luar biasa yang tidak pernah menilai orang dari latarbelakang maupun status sosialnya. Jadilah hubungan kami berjalan manis sekalipun banyak yang sinis. 

Aku tak pernah ambil pusing dengan tanggapan nyinyir orang lain, bagiku mencintai seseorang tak perlu banyak alasan, menyukai seseorang juga bukan karna kriteria, cinta bisa datang kapan saja dan kepada siapa saja, jika ada rasa rindu yang terselip dihatimu saat kau menyebutkan namanya maka itulah cinta ;)) 
Jikapun harus ada alasan untuk mencintainya aku hanya ingin mencintainya, itu saja.

Orang bilang dia sangat beruntung bisa mendapatkanku, tapi sebenarnya aku yang betuntung dicintai olehnya, menjadi cinta pertama dan terakhir seseorang itu sangat luar biasa. Dia adalah pemilik hati paling tulus yang pernah ku kenal. 

2013 going to 2014

Awal tahun 2013 lalu aku menuliskan tiga resolusi: menikah, punya bisnis dan pergi ke luar negeri. Dari ketiganya satu yang sudah tercapai, pergi ke luar negeri pada pertengahan tahun 2013 untuk ibadah umroh, resolusi yang pertama insyaAllah akan terlaksana di tahun 2014. 2013 tahun yang menyenangkan, banyak kejutan yang aku dapat di sepanjang tahun lalu, tiba-tiba umroh, dipercaya mengerjakan beberapa hal dan yang paling ajaib di tahun 2013 adalah finally aku memutuskan untuk memilih seseorang menjadi pendampingku, yups, aku jadian. 

My life is still like a roll coaster. 12 bulan terasa begitu singkat, awal-awal tahun yang berat karna pekerjaan, pertengahan tahun yang luar biasa dan akhir tahun yang sangat menyenangkan. Aku banyak belajar ditahun ini, terutama tentang menghargai kesempatan, kesabaran dan kerja keras. Hidup memang tak pernah mudah seperti kelihatannya, tapi waktu tak pernah mau kompromi. 

Aku tidak sabar menunggu 2014, menunggu kejutan-kejutan lain yang akan terjadi. 2014 akan menjadi tahunku yang luar biasa, aku akan menikah ditahun ini. Sebuah keputusan terbesar dan tersulit sepanjang hidupku. Jikapun harus ada resolusi, aku berharap tahun ini bisa memulai keluarga baru dengan indah. Meski di awal tahun aku berduka karena nenek pergi selamanya, optimisme akan hidup harus tetap ada. What ever will be will be. 

Happy new year, stay cool n owesome ;))