Senin, 28 Mei 2012

Musim yang Gila


Sepanjang saya mengikuti perjalanan liga-liga eropa -Serie A, Liga Spanyol, EPL- mungkin inilah musim yang paling gila (2011-2012), mendebarkan dari awal hingga akhir musim, dari peluit pertama dibunyikan hingga detik akhir pertandingan. Tak ada dominasi satu klub, semua klub berhak berebut juara.
Paling seru adalah perebutan juara EPL antara klub sekota Manchester United dengan Manchester City, juaranya bisa ditentukan hingga peluit pertandingan terakhir dibunyikan. Meski perolehan nilainya sama, City unggul karena produktifitas gol.

Dalam perjalannannya perebutan juara ini memang tidak mudah, saling berebut poin dan salip menyelip di papan peringkat. MU sempat memimpin di awal musim, mengalahkan Arsenal dengan skor fantastis 8-2. Paruh musim City mengambil alih posisi. Dan diakhir musim dua klub sama-sama pantang menyerah hingga pertandingan terakhir.

City memang pantas menang, setelah penantiannya selama 44 tahun, dengan kerja keras dan segenap kemewahan fasilitas yang ada, gelar juara tidaklah berlebihan. Sementara itu, MU tidak bermain konsisten. Greget MU menurun dipertengahan musim karena banyaknya pemain yang dilanda cedera. MU juga tidak berhasil memenangkan laga-laga krusial, ditahan imbang Everton (4-4) saat harus menang, dan kalah dari City di Etihad Stadium pada derby terakhir. Dalam pada itu MU tetap menunjukkan semangat juang hingga akhir.

Klub-klub lain juga tidak kalah mempesona. Arsenal merangkak dari posisi 16 berakhir di posisi 3. Chelsea mampu bertahan setelah posisi manajer Villas Boas diambil alih d’Matteo dan berakhir di posisi 6. QPR mampu bertahan di EPL setelah bermain keras di laga terakhirnya dengan City. Hanya Liverpool yang belum menemukan performa terbaiknya hingga akhir musim.

Serie A Italia juga tidak kalah heboh. Persaingan Juve-Milan, ibarat Cesse Stoner dengan Lorenzo di Moto GP, keduanya saling ngotot Juara. Andai Milan menang melawan Inter di laga derby terakhir, perebutan Scudetto (gelar juara) pasti juga akan seseru MU dengan City. Mungkin hanya Liga Spanyol yang mudah ditebak, Madrid mendominasi dan Barca tak mampu pertahankan gelar meski Messi meraih elphicici (top scorer).

Musim ini berakhir dengan torehan fantastis sekaligus dramatis. Juve Scudetto dengan rekor unbeaten (tak terkalahkan sepanjang musim), Madrid juara dengan angka 100, dan City dipastikan juara saat injury time. Pada akhirnya Tim yang paling bekerja keraslah yang layak naik podium, membawa pulang piala dan berpesta pora.

Meski tak ada klub faforit saya yang mampu pertahankan gelar juara, musim ini benar-benar menegangkan. Mungkin benar kata Andrea Hirata dalam ‘sebelas Patriot’ dalam sepak bola kalah maupun menang tidak ada pilihan lain selain menanti pertandingan berikutnya.

See You Next Season, Give us more entertaining and inspiring game.

-sambil berdoa semoga MU, Milan dan Barca juara musim depan, amin-