Minggu, 31 Oktober 2010

November Rain


Aku selalu menambahkan kata ‘Rain’ (hujan) setelah kata November dalam buku catatanku, saat kalender didalamnya mulai memasuki bulan November. Pada bulan ini hujan selalu turun hingga pergantian tahun. Hujan dibulan November memang sudah biasa dan kali ini pun akan tampak biasa karena memang sepanjang tahun turun hujan, tak ada kemarau tahun ini, kotaku basah dan dingin sepanjang tahun.
Aku tak ingin bulan ini hanya berlalu begitu saja, menjadi bulan kesebelas dalam urutan kalender masehi dimana biasanya turun hujan, bulan sebelum bulan terakhir dalam siklus satu tahun, bulan yang biasa-biasa saja. Aku ingin mendobrak mitosku sendiri bahwa bulan November adalah bulan ‘membeku’ dimana semua terasa berjalan sangat lamban dan akan berganti sangat cepat saat menginjak bulan akhir tahun. Aku tetap menjaga ekspektasi atas diriku sendiri, meski kadang tak seluruhnya harus membumi, tapi paling tidak mengawali bulan hujan ini dengan pembersihan diri dan berharap semua akan berjalan baik dan kembali hangat meski dalam hujan.

Mari Berteori….


Dalam banyak literatur dijelaskan bahwa teori (yang berasal dari kata: thea) selalu menggunakan bangunan berfikir yang tersusun sistematis, logis (rasional), empiris (kenyataan), juga simbolis dalam menjelaskan suatu fenomena.

Teori sebagai buah pikir manusia tentu tidak datang begitu saja, penemuan atas sebuah teori disandarkan pada suatu hasil penelitian dan pengujian secara berulang-ulang hingga menghasilkan sebuah hipotesis dan beranak menjadi sebuah teori.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai teori yang dikontraskan dengan praktik yang ada, atau teori dengan fakta. Teori tidak selamanya selalu sama dengan fakta yang terjadi pada kenyataannya, atau das sollen dengan das seinnya tidak sama, bertentangan, teori seolah menjadi entitas yang berbeda dengan faktanya. Maka tidak heran jika kini banyak penelitian –penelitian hukum khususnya- yang mencoba untuk menguji kebenaran teori dengan fakta.

Dalam lapangan ilmu social yang sangat dinamis pengujian atas sebuah teori adalah keniscayaan. Teori-teori yang sudah ada sebelumnya belum tentu dapat diterapkan kembali dalam perkembangan interaksi antar manusia yang semakin komleks, dan untuk itu kemudian munculah teori-teori baru yang mementahkan teori-teori lama. Dan disinilah pengunaan dan pemilihan teori dalam sebuah penelitian menjadi sangat penting.

Menurut Graham C. Kinloch teori adalah suatu proposisi yang berfungsi untuk menjelaskan suatu fenomena atau gejala, apabila terdapat teori sosial maka teori tersebut akan menjelaskan gejala-gejala sosial, apabila terdapat teori hukum, maka teori hukum adalah merupakan proposisi yang menjelaskan fenomena atau gejala hukum.
Penggunakan suatu teori sangat penting dalam penelitian karena teori berfungsi membantu mengkompilasi pengetahuan yang akan diteliti. Teori berfungsi sebagai guidence dalam arti panduan untuk menyeleksi informasi yang tidak diperlukan dan tidak relevan dapat dikesampingkan. Teori menjadi point of depature atau titik berangkat frame work/kerangka kerja karya ilmiah dan sekaligus mengontrol kemungkinan bias dalam melakukan pengamatan dan/atau interpretasi.

Namun demikian, sebagaimanapun hebatnya teori itu, tetap hanyalah sebuah teori yang penuh unsur relatifitas, so, jangan takut berteori, baik menggunakan teori orang lain atau kita dapat menciptakan teori versi kita sendiri….
Mari berteori…..

Sabtu, 30 Oktober 2010

The Position and Authority of Supervisory Council of Notary in The State Institutional System of Indonesia.

SUMMARY

Notaries are public officials who run some of the authority of the state to provide services to society in field of civil particularly related to the creation of authentic deeds. Notary authority is further described in section 15 of Act No. 30 of 2004 (Pasal 15 Undang-undang no. 30 Tahun 2004 UU Jabatan Notaris (UUJN)) about Notary Position, that the authority of a notary is to create authentic deed of all acts, agreements and provisions that are required by legislation or desired by the parties concerned to be expressed in an authentic deed, guarantee the creation date of the deed, save the deed, give grosse, copy and quote deed, as long as the creation of the deeds that are not also assigned or excluded to other officials or other persons specified by law.

Formulation of Section 15 of Act No. 30 of 2004 indicates that the notary as a public official has a very broad authority in the creation of authentic deeds. Although it is very broad, it does not mean unlimited, notary authority is limited to that deeds are desired by the parties willing to make and are not also be assigned or excluded to other officials or other persons specified by law. Therefore, to supervise or control the performance of notary in providing services to the community we need a system of monitoring the performance of notary.
SimakBaca secara fonetik

SimakBaca secara fonetikSimakThe monitoring of the performance of notary is authorized by the Minister as set in Section 67 Article 1 Act No. 30 of 2004 about Notary Position (Pasal 67 Ayat 1 UUJN). To perform such supervisory duties, the Minister formed the Supervisory Council which is empowered to control the performance of notary in carrying out his position and his behavior in accordance with statutory regulations.

Authority to conduct supervision of notary attributively is on the Minister of Justice and Human Rights. Based on Section 67 Article (1) UUJN, there has been delegation of authority from the Minister to the Supervisory Council so that the supervisory authority of the notary who originally owned by the Ministry with a delegation then transferred to a body called the Supervisory Council.
According Indroharto, delegation is a transfer of an existing authority by the Office of State Administration, which has obtained a attributive government authority, to another Office of the State Administration.
The position of the Minister as an entity or the State Administrative Officer who conducted the affairs according to statutory regulations brings consequences for the position of Supervisory Council, that the Supervisory Council also incorporated as a body or the State Administrative Officer. Therefore, the Notary Supervisory Council act on behalf of its own in making decisions relating to the supervision and guidance to the Notary.

Supervisory Council authority regulation in UUJN still generated a lot of problems; one of them is overlapping authority of the Notary Supervisory Council and Notary Honor Council. Overlap of this authority can cause problems or even dissatisfaction with the decision issued by the Notary Supervisory Council. To avoid the occurrence of abuse or mistakes made by the Notary Supervisory Council, it is necessary to conduct legal protection both in preventive and repressive way.
Preventive measures can be done by applying a more rigorous self-assessment within the body of the Supervisory Council itself, so that decisions taken are in accordance with laws and regulations. Repressive measure can be done by submitting a remedy against the decision of the Supervisory Council. Remedies may take the form of administrative effort and a lawsuit against the State Administrative Court. Notary or other parties (law enforcement officers and notary service users / clients) who objected on the decision of Supervisory Council may file a legal action as long as these parties feel their interests are directly affected by the decision of the Supervisory Council.

Pengagum Rahasia

Tak perlu bertemu untuk saling mengerti,
Tak perlu sering bertatap muka untuk saling memahami, cukup hanya ada satu tautan untuk kita, maka kita bisa saling berbagi, bicara dari hari kehati dan melukiskan mimpi

Aku melihatmu pertama kali didalam sebuah inbox berpassword milik seorang teman, dia menyimpanmu dalam folder khusus yang sepertinya sangat pribadi, tanpa ijin aku telah membukanya dan aku menemukanmu disana, tertulis dua buah kata disana tapi aku tahu itu bukan nama seseorang, dari cara penyimpanannya yang sangat hati-hati, aku tahu dirimu bukanlah “penghuni” inbox biasa.

Ah… mari kita lupakan sejenak nostalgila yang benar-benar membuatku gila itu, karena tak terlalu penting lagi untuk diingat-ingat, dan toh pada akhirnya kita tertaut dalam sebuah jejaring social, jejaring kecil diantara berjuta jejaring ajaib milik Tuhan.

Aku memang tak mengenalmu, tapi aku merasa kita sangat dekat –sangat dekat untuk ukuran jaringan yang hanya terhubung dengan satu tautan-
Kau mengidentifikasikan dirimu sebagai penulis yang melankolis, penulis yang selalu sendiri berdiri ditepi angan-angannya, penulis yang ingin menjadi peribiru.

Aku tak mengenalmu tapi aku menyukaimu, menyukaimu tulisanmu, menikmati setiap detail ceritamu dan aku mulai menjadi pengagum rahasiamu. Aku betah berlama-lama singgah di Teras-mu hanya untuk sekedar membaca tulisanmu, karena dari sana aku merasa kau sangat mengenalku, aku pasti GR saat aku merasa kau telah menuliskan sebuah cerita untukku, tapi biarlah aku GR seperti itu, karena aku sangat menikmatinya. Aku menyukai cerita yang kau tulis, karena kau juga melihat diriku disana, disampingmu, melukiskan kisah yang sama.

kelak jika espektasimu terwujud dalam sebuah cerita utuh yang terangkai dalam lembar-lembar kertas, aku pastikan aku adalah pembaca setiamu, akulah penggemarmu, yang memintamu untuk menandatangani lembar pertama dari ceritamu....

Aku menikmatimu dengan caraku,
Jangan berhenti menulis, berceritalah untukku, dan akupun akan bercerita untukmu.

Minggu, 17 Oktober 2010

Untitle

Ada gerak dalam setiap diam,

Ada mimpi dalam setiap jaga,

Ada doa dalam setiap asa,

Berhenti saat tak bisa lagi berlari,

Menunggu saat tak bisa lagi mengejar,

Aku tak bisa mengintip rencana Tuhan,

Tapi Tuhan adalah maha tahu, meski menunggu...

Sabtu, 09 Oktober 2010

"Keinginan"



Seorang teman bertanya kepadaku tentang hal yang paling aku inginkan dalam hidupku saat ini, dia terlihat kecewa karena aku mengawali jawabanku dengan kata "mungkin". Memang tidak ada sesuatu yang pasti dalam hidup ini semuanya serba mungkin, tapi jika menyebutkan kata mungkin untuk hal yang paling diinginkan berarti aku tak benar-benar menginginkannya, dengan kata lain aku tak punya keinginan, aku tak punya tujuan bahkan mimpi (benar-benar parah dan payah!)

Aku sedikit kehilangan kepercayaan diriku dalam merumuskan apa yang aku inginkan, aku tak lagi biasa membuat daftar keinginan, mengurutkannya satu-persatu dari kategori What I want the most, hingga rencana kapan-kapan, tapi daftar kali ini kacau, mungkin juga karena terkalu banyak hal yang aku inginkan. keinginkan adalah sebuah angan-angan yang melayang tak terbatas, tak berujung dan tak membumi, hanya sebuah ekpektasi. Tapi orang yang tak punya keinginan sama dengan mati, mati gaya, mati inspirasi, bahkan dapat mematikan hati.

Jika kau menginginkan sesuatu dengan sungguh-sungguh seluruh jagat raya akan membantumu, begitu kata al-Kemist, Man Jadda wa Jadda (barang siapa yang bersungguh-sungguh untuk mewujudkan keinginannya, maka keinginan ini akan terkabul) begitu sabda Rasul Muhammad. Tapi bagaimana jika aku sendiripun tidak tau apa yang benar-benar aku inginkan saat ini?

Keinginan bukan hanya sekedar motifasi, keinginan itu sendiri adalah titik di ujung jalan yang ingin kau berlari kesana, arah yang bisa menunjukkan bahagiamu.
Seperti dalam cerita Pirates of Carebean, Captain Jack Sparrow memiliki kompas keinginan, kompas itu dapat menunjukkan arah diamana kau dapat menemukan/mewujudkan keinginanmu, dan kompas itu dapat digunakan dan dapat menunjukkan arah jika kamu benar-benar tahu apa yang kamu inginkan.

Pada suatu ketika Captain Jack Sparrow harus menghadapi kenyataan bahwa dia harus berhadapan dengan hal yang paling ditakutinya yaitu bertemu kembali dengan Navy Jhones Captain kapal Flying Dutchman, Monster Gurita yang tak bisa mati karena telah mengunci jantungnya dalam peti rahasia. Rasa takut yang sangat menyebabkan Jack Sparrow kehilangan kepercayaan diri dan tak bisa lagi menentukan apa yang paling dia inginkan, dan kompas ajaib itupun tak berfungsi.

Sayangnya aku tak punya kompas itu, dan mungkin kompas itu tak akan berfungsi bagiku, karena saat ini aku masih belum bisa merumuskan apa yang paling aku inginkan.
Aku teringat kata Nenekku dalam obrolan di suatu sore, beliau berkata dalam keinginan yang sungguh-sungguh terdapat suatu konsekuensi yang harus ditanggung yaitu keteguhan hati dan kesiapan mental untuk mewujudkannya, tak hanya cukup memohon dengan sangat kepada Tuhan, tapi sekeras apa usahamu untuk mewujdukan hal yang paling kau inginkan. Pertama yang harus kau lakukan adalah membuang rasa takutmu dan selalu berbaik sangka pada rencana Tuhan.

Aku telah melihat keseluruh penjuru mata angin semua ada harapan atas segala keinginan disana, tapi jalan ini masih licin dan berkabut, aku harus menata diri dan mempersiapkan bekal perjalanan untuk menghadapi segala kemunginan.

Menuliskan "Terima Kasih"


Aku suka bagian ini, bagian yang selalu aku simpan dalam hati dan melukiskannya dalam angan-angan, aku tak boleh menuliskannya sampai bagian yang lain terselesaikan, meski aku sangat ingin. Akhirnya setelah berbulan-bulan, aku merampungkan bagian-bagian inti dari tulisanku, dan kini saatnya menuliskan terima kasih…

Aku selalu menunggu saat ini, saat menuliskan kata terima kasih “Thanks To…”
Aku bahkan telah menuliskannya dalam benakku jauh sebelum aku menemukan judul tulisanku, aku telah menyimpanya dalam hati dan melukiskannya dalam angan-angan. Tak terbayang senanganya perasaannku saat tiba pada bagian ini, perasaan menggebu-ngebu bagai aktris hollywood yang menyampaikan “Thanks to- nya diatas panggung Piala Ozcar karena mendapat piala untuk kategori aktris terbaik, mungkin begitulah perasaanku saat menuliskan rasa terima kasih ini, aku menghayati setiap bagiannya dan dalam kata perkata terkandung sebuah kerendahan hati yang amat sangat.

Ucapan terima kasih bukanlah sekedar keharusan atau pelengkap tulisan, tapi inilah bentuk pengakuan terhadap diri yang tak kan pernah mampu melakukan segalanya sendiri, sebuah pengakuan bahwa ada Dzat yang maha kuasa pemilik keajaiban dan pemilik segala kemungkinan, maka pada bagian terima kasih ini dengan penuh rasa Syukur kepada Tuhan pemilik 99 sifat yang agung, kepada rasul Muhammad dan para maialkat yang selalu membentangkan sayapnya bagi para pencari ilmu aku berterima kasih kepada manusia-manusia keren yang telah menemani perjalananku sampai pada titik ini.

kepada abi (H. Abu Tazid Noer) yang telah mengajarkanku keteguhan hati, Nyik (Hj. Siti Maryam) yang mengajariku tentang ketulusan, Nenekku (Hj. Farhanah) yang memberiku contoh tentang keikhlasan, Mama Wiji yang mengajariku kesabaran, adekku Achmad Fawaid yang selalu lucu, laskar pelangiku (usamah, ubay, uday, ryan, azis, rahman) kalian adalah sumber inspirasi, three idiots (Fais, Affan dan Tomi) bercita-citalah yang tinggi dan mari mewujudkannya, buat seluruh keluargaku dimanapaun kalian berada, tante-tante dan Om-Omku yang budiman, kakak-kakak dan adek-adekku yang tersayang, aku selalu merasa menjadi manusia paling beruntung karena memiliki kalian semua, terima kasih atas segala support dan samudera doanya yang tak pernah kering….

Kepada kakak AFB aku sangat berterima kasih padamu atas semuanya, tidak mudah bukan berarti tidak mungkin, kau telah menununjukkan banyak warna dalam hidup, I owe so much to you
Kepada semua guru, teman, dan kepada semua orang, siapapun dan dimanapun, baik dalam dunia nyata maupun maya, baik pernah berjumpa atau tidak, yang telah bersedia memberikan doa terbaiknya untukku, semoga Tuhan membalas semua kebaikanmu.

Dan akhirnya tulisan terima kasih ini adalah sebuah persembahan, karena akupun tidak bisa memberikan apa-apa padamu selain ucapan terima kasih…..