Kamis, 30 Juni 2011

Menyukai Pria Ini


Nama lengkapnya Dennis Joseph O'Niel, lebih dikenal dengan nama Dennis Oh. Lahir di New York USA pada tanggal 29 Agustus 1981, dilahirkan dari hasil perkawinan campuran antara ayah keturunan Irlandia-Amkerika dengan Ibu seorang korea. Tinggi badan 188 cm dengan berat badan 83 kg, lulusan dari Savannah College og Art and Designe, sangat menyukai, traveling, menggambar, memasak dan fotografi.

Aku menyukainya sejak bermain dalam serial drama Witch Yu hee (Witch Amusement), dia tampak sangat seksi memerankan seorang koki yang sebenarnya tidak jauh beda dengan hobinya. Sebenarnya bukan kali pertama aku melihat Dennis, sebelumnya aku pernah melihatnya dalam serial drama East of Eden, tapi karena bukan sebagai pemeran utama aktingnya tidak terlalu menonjol.

Seperti kebanyakan penggemar aku mulai mengumpulkan gamba dan profil, browsing info seputar hobi, kegiatan terupdate hingga kehidupan pribadinya. Jika ditanya apa yang kusuka darinya, tentu secara fisik dia sangat representatif sebagai seorang super star, badan yang atletis, wajah yang ganteng dan senyum yang manis. Aku suka postur tubuh dan dandanannya yang maskulin (at least tidak berpolem seperi kebanyakan artis korea), dia juga pintar memasak dan hobi fotografi, tapi aku tidak suka tato salib yang segede gambreng di punggung kirinya.

Well, dia masuk daftar pangeran impian, dan aku telah menguncinya dalam walpaper hehehehe....

Yu Hee sang Penyihir







Ma Yu Hee (Han Ga In) adalah seorang wanita karir yang terkenal tegas dan galak. Karena sifatnya yang kaku itulah dia tidak punya pendamping, beberapa kali kencan buta yang diadakan untuknya selalu berakhir dengan tragis.

Hingga suatu hari dia bertemu dengan Chae Mo Ryong (Jae Hee) seorang pumuda yang bercita-cita menjadi seorang koki profesional dibidang masakan Prancis. Secara tidak sengaja Mo Ryong menabrak mobil Yu Hee. Yu Hee meminta ganti rugi yang sangat besar sedangkan Mo Ryong tidak dapat memenuhinya karena dia adalah seorang pengangguran. Sebagai gantinya Yu Hee meminta Mo Ryong untuk menjadi pembatu di rumahnya selama 1 bulan dan harus berhasil mencarikan Yu Hee pendamping hidup.

Dari sinilah cerita dimulai, Mo Ryong dan Yu Hee tinggal bersama. Mo Ryong merubah total penampilan Yu-Hee hingga menjadi wanita yang anggun dan cantik.

Sebenarnya Yu Hee bukanlah wanita karir yang kejam, dia menyimpan duka masa lalu yang menyebabkan dia menjadi perempuan yang kaku. Yu Hee juga masih terobsesi dengan cinta pertamanya. Joon-haa (Kim Jung Hoon) adalah pangeran impian Yo Hee sejak masa SMA.

Awalnya hubungan Yu hee dan mo Ryong hanya sebatas Majikan dan pembantu sebagaimana tertulis dalam perjanjian, namun akhirnya mereka menyadari bahwa mereka saling mencintai.

Drama ini semakin menarik dengan adanya tokoh Seung Mi (Jun Hye Bin) dan Jhonny Kruger (Dennis Oh). Seung Mi adalah seorang gadis yang mencintai Mo Ryong sejak kecil, dan Jhonny adalah seorang Head Chef terkenal dan ganteng yang juga jatuh hati kepada Yu Hee. Secara keseluruhan serial drama ini berkisah tentang cinta segi lima yang diselipkan adegan masak-memasak dan sedikit konflik keluarga.

Menontonnya hingga 16 episode tidaklah membosankan, karena pemainnya yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik juga terdapat adegan-adegan lucu khas drama korea.

Bagi saya yang menarik dalam serial drama ini adalah sosok Jhonny, si koki ganteng. Dennis terlihat sangat seksi saat memasak. Sekedar info, peran Jhonny disini tidak jauh berbeda dengan kehidupan nyata Dennis yang juga jago masak dan fotografi.

Hmmm melihat Chef Jhonny memasak, jadi ingin punya suami koki hahahahah..........

Minggu, 26 Juni 2011

Ulang Tahun

Hari ini aku berulang tahun, ah entahlah aku juga tidak tahu pasti kapan aku lahir karena memang tak ada tradisi mengingat ulang tahun, mengucapkan selamat ulang tahun atau memberi hadiah ulang tahun. ya sudahlah sepertinya hari ini benar-benar ulang tahunku.

Apa yang kau ingat saat hari ulang tahunmu?
Tak banyak yang aku ingat, karena memang tak pernah ada perayaan ulang tahun, tak pernah ada balon atau kue ulang tahun dengan lilin nomor diatasnya, tapi aku punya beberapa ulang tahun yang tidak akan aku lupa seumur hidupku. Aku punya ulang tahun paling lucu saat umurku dua belas tahun, ulang tahun paling seru saat sweet seventeen, ulang tahun paling mengesankan sama seseorang saat umurku 23 tahun, dan ulang tahun paling tragis tepat setahun yang lalu.

Apa yang kau lakukan saat ulang tahun?
Bagi sebagian orang, ulang tahun adalah momen untuk mengukir sejarah. Temanku mendaki puncak gunung tertinggi di Jawa saat dia berulang tahun yang ke 22, seorang profesor menggelar road show ilmiyah dan membagikan buku hasil penelitiannya saat dia berulang tahun ke 65, seorang politisi meluncurkan buku biografinya saat genap berusia 45 tahun, dan seterusnya. Lalu bagaimana denganku? Aku tak punya ritual khusus saat ulang tahun, sama seperti orang lain yang tak terlalu mensakralkan hari ulang tahun, seperti hari biasanya. Mungkin yang spesial saat ini adalah melihat wall fesbuk yang penuh dengan ucapan selamat ulang tahun, membuatku sadar betapa banyaknya doa yang mengiringi perjalananku. Aku punya resolusi untuk ulang tahunku, aku ingin merayakan ulang tahun ketigapuluh dengan suami dan anakku di Nederland atau paling tidak meluncurkan sebuah buku ilmiyah berbahasa asing atas namaku.

Apa yang kau pikirkan saat ulang tahun?
Banyak sekali yang aku pikirkan saat ulang tahun, selalu ada moment kontemplasi saat ulang tahun. Bersyukur atas karunia Tuhan yang tak terbatas, bahagia karena masih diberi kesempatan untuk berbuat sesuatu, sedih karena jatah umur berkurang, menyesal karena kesalahan yang terus berulang.

Yang pasti ulang tahun adalah moment untuk membenahi diri, menyadari bahwa masih banyak kelemahan diri yang harus dibenahi, lebih bersyukur dan berbahagia, lebih kuat dan bijaksana dari sebelumnya.

Tetaplah berdoa untukku, karena itulah yang bisa menguatkanku
Terima Kasih.

Reuni

Reuni berasal dari kata re (kembali) dan union (menjadi satu), reuni berarti kembali menjadi satu. Umumnya reuni diadakan untuk mempertemukan kembali orang-orang yang telah lama tidak bertemu yang dulunya pernah hidup dalam suatu kelompok atau komunitas yang sama. Bisa juga reuni digunakan sebagai moment bertemu dengan orang-orang dimasa lalu untuk mengenang kembali masa-masa lalu, mencoba mengumpulkan kembali kepingan kenangan yang terlupa, momentum mengenang kembali romantisme sejarah.

Biasanya reuni diadakan pada periode waktu tertentu, bisa setahun sekali, saat hari raya, saat ulang tahun sekolah dan seterusnya.

Karena reuni menjadi ajang pertemuan banyak hal yang terjadi saat reuni. Bertemu, bersalaman, saling bertukar kabar, makan-makan, mengobrol, bergosip bla bla bla adalah agenda wajib saat reuni. Kadang bisa sangat seru, tapi tak jarang juga membosankan, tergantung adakah bahan menarik yang jadi trading topiknya atau siapakah yang ingin ditemui saat reuni.

Menurutku yang terpenting saat reuni adalah persiapan mental dan nyali. bersiap untuk bertemu dengan orang yang tak ingin ditemui (seperti: mantan pacar yang masih diharapkan tetapi tidak mungkin), menjawab pertanyaan yang tidak ingin dijawab (misalnya: kerja dimana sekarang? (bagi yang belum bekerja), kapan menikah? (bagi yang masih jomblo), atau mendengar kabar yang tidak ingin didengar (misalnya: mendengar mantan pacar yang ternyata sudah menikah lebih dulu) and so on...

Seiring kecanggihan teknologi dan merebaknya jejaring sosial lewat dunia maya, reuni tak lagi hanya dapat dinikmati setiap tahun atau pada waktu-waktu tertentu, tiap detik adalah ajang reuni di group BB, Fesbuk, Twiter and so on. Tak perlu menunggu setahun untuk tahu kabar terbaru teman, cukup masuk ke group update status, buka forum chat, atau lihat profil. Info apapun bisa langsung dapat di share, tweet dan secara serta merta dapat di coment atau retweet. Nampaknya teknologi sudah benar-benar bisa melipat jarak, menjadi jembatan dan benang penghubung yang tak kasat mata.

How ever, aku lebih suka pertemuan. Bertemu secara langsung, bertatap mata, berjabat tangan dan berpelukan. Bisa merasakan dan mengekspresikan betapa senanganya aku bertemu denganmu, betapa rindunya aku ingin memelukmu, betapa inginnya aku mendengar ceritamu sambil menatap matamu yang berbinar-binar saat bercerita lucu, mendengar celotehmu atau melihat dahimu berkerut saat kau mengomentari penampilanku yang telah banyak berubah dan kitapun saling terbahak. Tentunya hal-hal semacam itu tidak dapat terpuaskan dengan hanya berkomen di fesbuk, menyelipkan tanda smile atau deretan kata “ha” yang panjang, bahkan dengan obrolan berjam-jam di ujung telpon sekalipun.

Maaf kawan kali ini aku absen, karena satu dan lain hal aku tidak bisa ber-reuni. Semoga ditahun depan aku masih punya nyali untuk bertemu kalian.

Up in The Air



Ryan Bingham (George Clooney) adalah seseorang yang bekerja pada biro jasa pemecatan karyawan. Karena tugasnya itu dia sering melakukan perjalanan, dari satu perusahaan ke perusahaan lain di seluruh Amerika. Memecat karyawan bukanlah hal yang mudah butuh ketenangan emosional yang tinggi, dan Ryan adalah orang yang sangat pandai mengendalikan emosi.

Selain menjadi pakar pemecatan karyawan, dia juga berprofesi sebagai motivator. Hidup baginya tak lebih seperti tas ransel, seberapa banyak hal yang kau masukkan dalam ranselmu, itulah beban hidup yang akan kau tanggung, dan komitmen adalah hal terberat dalam hidup. Karena filosofinya itulah dia memutuskan untuk tidak berkomitmen dengan siapapun.

Hidupnya dilalui dengan terbang ke tempat yang satu ketempat yang lain, dalam setahun dia bisa menghabiskan 322 hari di jalan. Karena seringnya dia melakukan perjalanan udara dia mendapatkan fasilitas khusus dari maskapai penerbangan, restoran, hotel hingga parkir ditempat dimana dia sering transit. Dia adalah orang yang praktis, simple tapi sebenarnya dia tidak tahu tujuan hidupnya dan apa yang dia inginkan, targetnya hanyalah berhasil mencapai jarak terbang sejauh 16 juta km dengan maskapai yang sama dan mendapat kartu ekslusif dari maskapai penerbangan yang biasa dia gunakan.

Dalam sebuah perjalanan Ryan bertemu dengan Alex Goran (Vera Farmiga), seorang wanita matang yang juga sering “terbang” untuk tujuan bisnis. Alex menjadi teman perjalanan yang menyenangkan bagi Ryan.

Semuanya berjalan dengan lancar, sampai suatu ketika perusahaan tempat Ryan bekerja menetapkan kebijakan baru yaitu prosedur pemecatan dengan melalui webcam, dan otomatis jatahnya untuk terbang akan dihilangkan. Ryan harus mengajak Natalie Keener (Anna Kecrick) karyawan baru dalam beberapa perjalanan terakhirnya. Berlatar belakang sangat berbeda membuat hubungan ini awalnya terasa sangat kikuk namun seiring waktu, Ryan belajar untuk melihat hidup dari sisi pandang orang awam dan ini membuat prinsip hidup yang selama ini ia pertahankan menjadi goyah. Masalah lain datang dari keluarga Ryan, Keluarga Ryan memintanya untuk datang ke pernikahan adiknya. Namun ternyata tidaklah seperti yang Ryan bayangkan, ketidak-dekatan-nya dengan keluarga membuat Ryan semakin terasing diantara keluarganya sendiri.

Hidup Ryan yang semula sangat simple menjadi semakin komplex saat dia menyadari bahwa ternyata dia mencintai sosok Alex Goran (Vera Farmiga), namun pada akhirnya Ryan harus kecewa karena sebenarnya Alex telah memiliki keluarga dan hanya menjadikan Ryan sebagai pelarian dari rutinitas hidupnya.

Scene yang menarik dari film ini adalah ketika Ryan harus meyakinkan Jimmy (calon suami adik Ryan) untuk tidak mundur dari pernikahan. Ryan tidak yakin apakah dia bisa meyakinkan Jim untuk menikah sedangkan dia sendiri tidak ingin berkomitmen. Namun akhirnya Ryan berhasil meyakinkan Jim dengan berkata “life is better with a company and every one need co-pilot” yang intinya setiap orang butuh teman hidup.

Film yang diliris pada Desember 2009 ini masih menggambarkan ciri khas drama hollywood yang lebih mengedepankan unsur permainan emosi para pemainnya. Selain gayanya yang sangat menawan, acting George Clooney tidak perlu diragukan lagi. Meski tidak happy ending, film ini sangat menarik dan penuh dengan pesan moral khususnya bagi para HRD dan bagi anda pecinta kesendirian.

Every one need a co pilot, mungking itu juga yang perlu dipikirkan George Clooney dalam kehidupan nyatanya.

Minggu, 19 Juni 2011

An Introduction

Ini adalah sebuah perkenalan, ah tidak mungkin lebih tepatnya disebut mengenal kembali, karena ini bukan kali pertamaku bertemu dengan Hukum Internasional. Beberapa tahun yang lalu aku sudah mengenalnya selama dua semester. Tak banyak ingatanku yang tersisa tentang HI selain beberapa macam organisasi Internasional dan Perjanjian Internasional, teori-teori dasar tentang Internasional hanya terlintas samar diotakku, tapi karena diriku telah memutuskan untuk terjebak dengannya, mau tidak mau aku harus merewind kembali memory yang tersisa tentang HI.

Untuk memahami sesuatu yang baru, pastilah membutuhkan suatu awalan, dan hal yang paling awal dilakukan adalah dengan membangun sebuah perkenalan, seperti mengetahui nama, mengapa ada dinamakan seperti itu, dari manakan asalnya dan sederet pertanyaan lainnya. Seperti pepatah klasik tak kenal maka tak sayang.

Mengenal suatu ilmu baru tak ubahnya dengan mengenal teman baru, hal paling mendasar yang harus dupunyai adalah ketertarikan, ketertarikan akan menimblkan rasa penasaran yang lebih dari sekedar tahu. Jika sudah mempunyai ketertarikan maka beberapa pertanyaan akan muncul mengiringi rasa penasaran dan banyak cara yang dilakukan untuk mengetahuinya.

menyebutkan sebuah nama, bejabat tangan baru bertukar cerita, sesederhana itukah?
Mungkin secara singkat perkenalan adalah hal sepele, tapi sungguh perkenalan itu tidaklah sederhana, karena perkenalan adalah awal yang akan menentukan keberlanjutan.

Mungkin tak perlu terlalu mendetail, memory otakku tak cukup untuk menampung semua secara bersama, seperti komputer mungkin akan mudah heng jika terlalu banyak dijejali dengan perintah. Mari kita awali perkenalan ini dengan sesuatu yang sederhana, nama atau istilah.

Berbagai judul buku telah aku rampungpungkan untuk mengenalmu, sekarang aku mengenalmu dan mulai menykaimu.

Bagaimanapun ini hanyalah sebuah perkenalan, an Introduction, perkenalan yang akan berlanjut dalam ruang-ruang cerita selanjutnya....

And the story goes.....

Sang Filsuf




Sudah lama aku ingin menuliskan sesuatu tentangnya, tapi tak pernah aku temukan kata-kata yang pas untuk mewakilinya. Mungkin baru kali inilah muncul keberanian bercerita tentangnya setelah bertahun-tahun mengenalnya dan mengaguminya.

Dialah temanku, Achmad Dhofir Zuhry, seorang sahabat dari masa SMA dulu. Diantara teman-teman seangkatan kami, dialah yang paling bersinar. Kepribadian dan pemikirannya selalu menjadi perhatian.

Aku mengenalnya sebagai pribadi yang unik dan unpredictable, aku tidak pernah bisa membaca alur pikirnya apalagi menebak isi hatinya. Dia adalah tipe pria misterius, tapi justeru itulah daya tariknya. Aku menyukai tipe pria seperti dia, cool and smart. Sebenarnya kami tidak benar-benar dekat, pertemuan-pertemuan kami terjadi saat rapat osis atau majalah sekolah, atau tidak sengaja berpasasan di koridor sekolah. Setelah lulus SMA kita memilih jalan masing-masing, dia mendalami dunia sastra dan filsafat sedangkan aku berkuliah Ilmu Hukum di Malang, sejak itu kita beberapa kali bertemu, dia mengunjunguiku saat dia pulang kampung, karena memang aku sedang berkuliah di kampung halamannya. tapi memang tak perlu sering bertemu untuk saling mengenal dan memahami bukan?

Entah sejak kapan dia mulai mencintai dunia sastra dan filsafat, sejak aku mengenalnya dua hal itu yang selalu menjadi obrolan kami disamping obrolan-obrolan ringan seputar rutinitas hidup.

Dia selalu berhasil membuatku iri, pikiranku yang cekak tak mampu mengimbangi daya nalarnya yang meluap-luap. Saat aku masih mulai merangkak berfikir, dia sudah jauh berlari, saat aku masih belajar mengarang puisi, puisi-puisinya sudah menjadi langganan nangkring di Majalah Horison, saat aku baru berkenalan dengan Dunia Sophie dan petualangan Alkemist dia sudah hatam kitab-kitab sejarah filsafat kuno hingga modern. Jangan bertanya tentang plato dan socrates, atau dia akan mulai mendongeng semalam suntuk tentang kisah mereka. Jika ingin berdiskusi tentang shirah nabawiyah (sejarah para nabi) dia adalah orang yang tepat kau ajak bicara, dan sebagai penutup cerita dia akan mengurutkan silsilah Nabi Adam hingga Muhammad dengan tepat dan menghadiahimu sebuah puisi.

“aku akan menjadi seorang filsuf’’ itulah tekadnya. Suatu hari aku pernah bertanya tentang pilihannya menjadi filsuf, menurutnya peradaban hidup manusia tidak pernah lepas dari dunia filsafat, dan pelopor dari masing-masing peradaban itu adalah filsuf.

Dia sangat konsisten dengan apa yang dia kerjakan, dia tahu apa yang dia inginkan, dia telah menciptakan rel dan tak akan keluar dari itu. Berbeda denganku yang masih berpindah-pindah jalur dan tidak yakin dengan apa yang aku inginkan.

Bagiku, diusianya yang masih muda dia telah mencapai kesuksesan. Meski hidup tak selalu mulus baginya tapi konsistensinya perlu ditiru. Kuliah seni di ISI, sastra di UI dan akhirnya mengukuhkan diri sebagai sarjana filsafat di STF Driyarkara. Menjelajah ilmu di Universitas Malaya Malaysia dan University of Queensland Australia. Mengikuti berbagai festival seni dan sastra di dalam dan luar negeri serta telah meluncurkan berbagai judul buku: Terjemah Sholawat Haji: Tahni’ah Li Qudumi Hujjaj Bayt al-Haram (Nurudh-Dholam Institute 2005), Tafsir az-Zuhry, vol. 1 (Nurudh-Dholam Institute 2006), Tersesat di Jalan yang Benar (Kalam Mulia 2007), Asmaul Yaumiyah (YND Jakarta 2011), As-Shirah al-Falsafiyah, jilid 1 (Avennasar institute 2011), Kumpulan Cerpen Titik Nol (2011) dan Para nabi dalam Botol Anggur (Beranda 2011), buku terbarunya ini diberikan sebagai soivenir pernikahannya. Saat ini dia telah merampungkan project impiannya yakni mendirikan Sekolah Tinggi Filsafat di Kota Kelahirannya.

Masih banyak cerita tentangnya kawan, yang semuanya menakjubkan.

I have nothing to give you, thanks for being my inspiring man.
Congratulation for your wedding and your Institute.
Seperti yang pernah kamu bilang, menjadi Kartini itu tidak mudah, perlu keberanian dan konsistensi. Dan saat ini aku sedang belajar darimu.

Sabtu, 11 Juni 2011

Tersesat




kau membuatku berlari terlalu jauh,
dan sekarang aku tersesat...

Rabu, 01 Juni 2011

Sedikit Catatan Tentang Pancasila




Saya masih ingat waktu saya masih duduk di kelas 5 sekolah Dasar dulu, waktu pelajaran PPKn (kalo tidak salah kepanjangannya: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) saya dan teman-teman sekelas diharuskan menghafalkan Pembukaan UUD, Pancasila dan butir-butir pancasila. Dulu saya hafal betul dari butir pertama sila pertama hingga butir terakhir sila kelima dari pancasila. Tak ada hal sepesial dalam batin saya waktu itu, kecuali bangga bisa menghafal sebegitu banyaknya butir dalam pancasila.

Waktu SMP, saya juga pernah mengikuti peataran P4 selama seminggu. Tak banyak pengetahuan saya tentang Pancasila, saya hanya memahami pancasila sebagai dasar negara yang harus dijunjung tinggi, apapun bentuk penghianatan terhadap pancasila adalah melanggar hukum dan upaya makar.

Mungkin ini adalah salah satu pola pendidikan peninggalan era Orde Baru yang positif, yakni mengenalkan nilai-nilai dasar negara sejak dini. Mesti tidak bisa secara istiqomah mengamalkan pancasila paling tidak kita tahu apa itu Pancasila, apa saja isi pancasila, nilai-nilai dasar yang ditanamkan Pancasila, mungkin ini adalah wujud kecil dari rasa nasionalisme dan bengenal jati diri Negara yang kita tinggali.
Pada saat mengenyam bangku kuliah saya kembali dikenalkan dengan Pancasila. Kali ini Pancasila muncul dalam bentuknya yang normatif. Pancasila sebagai dasar negara menjadi asas (nilai dasar/nafas) dari setiap peraturan perundang-undangan yang ada. Merujuk pada stuffen bow Theory-nya hans Kelsen, Pancasila diposisikan sebagai Grund Norm (norma dasar) yang menduduki puncak tertinggi dari hierarki, sehingga peraturan dibawahnya harus mencerminkan nilai-nilai pancasila dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.

Melihat kondisi kekinian kehidupan berbangsa dan bernegara yang semakin carut marut, tidaklah berlebihan jika upaya penyadaran kembali terhadap nilai-nilai pancasila ini harus digalakkan. Restorasi, memorasi atau papun lah itu bentuknya asalkan dapat mewujudkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus kita dukung.

Sebagai State Idea bernegara yang dibangun oleh Pendiri Bangsa, Nilai-Nilai pancasila akan selalu ada dan mewarnai setiap pergolakan politik, sosial dan budaya sekaligus menjadi tonggak dalam setiap perubahan era, orde lama, orde baru, hingga orde reformasi, demikianlah menurut Bapak BJ Habibie dalam Pidatonya tadi pagi di gedung MPR RI.

Dan akhirnya, semoga Pancasila bukan hanya Nilai agung yang utopis tapi menjadi nilai sosial politik yang membumi yang bisa dirasakan dan dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

Selamat Ulang Tahun Pancasila....

Welcome June

Rasanya tidak ingin beranjak dari Bulan Mei, bulan perayaan dan cinta.
Rasanya begitu ingin waktu berhenti di tanggal 31 Mei, sejenak, begitu saja.
Rasanya seperti banyak kunang-kunang mengiringi kepergian bulan Mei.

Seperti yang aku sering bilang
Tak ada hak untuk waktu berhenti sejenak, semua berputar sesuai hukumnya
Saatnya harus perpisah dengan bulan Mei dan mengucapkan selamat datang juni.

semacam tidak siap menghadapi bulan ini
semacam akan diterkam harimau ditengah-tengah bulan ini nanti.

ah... apapun lah itu, yang akan terjadi biarlah terjadi
toh ini hanyalah putaran yang akan kembali pada titik yang sama

Welcome June
and also I say welcome to my:
New life
New world
New job
New Friends, and
New Love...