Dua hari yang lalu (27 Juni) aku merayakan ulang tahun (27 tahun), ulang tahun kali ini terasa berbeda. Mungkin karena memang berniat untuk dirayakan. Seingatku terakhir kali merayakan ulang tahun lima tahun yang lalu di panti asuhan, tahun tahun berikutnya ulang tahun sama saja seperti hari biasa, kecuali coretan d wall fesbuk yang penuh ucapan selamat dan doa.
Kali ini aku merayakan di kampus, tempat dimana aku menjalani kesibukan sehari-hari. Di bagian tempat aku bekerja (Hukum Internasional/HI) ada tradisi unik, setiap ada yang ulang tahun selalu dirayakan, semacam perayaan anak kecil lengkap dengan balon dan pita-pita. Tak perduli setua apa yang berulang tahun entah itu pejabat kepala bagian atau dosen baru, semuanya dirayakan meriah seperti pesta anak belasan tahun.
Tak terkecuali ulang tahunku. semua sudah dipersiapkan, balon, pita, tart, snack, makanan dan minuman. Menu spesial hari itu adalah sate gule Madura khusus dibuat oleh saudara yang punya warung sate gule “Abah Acil” asli Madura. Seperti biasa pesta d HI selalu meriah, tidak hanya dari kalangan dosen, mahasiswa konsentrasi HI dan karyawanpun ikut meramaikan. Senang sekali semua makanan bisa ludes, gak bisa bayangin jika gule sepanci gada yang makan
Malamnya aku makan-makan bersama teman-teman kos, hanya 3 orang, satu teman kos baru yang lain teman kos lama. Aku tidak terlalu punya banyak teman, maklumlah rata-rata dari mereka hanyalah pendatang pencari ilmu yang sehabis lulus kembali kenegara asalnya masing-masing atau melanjutkan perjalanan ke tempat berikutnya. Karena teman datang dan pergi, hanya sedikit yang masih tertinggal d Malang. Awalnya juga mengajak adik dan sepupu, tapi karena musim ujian, mereka tak ada yang ikut alasan sibuk.
Sama dengan tahun-tahun sebelumnya, ayah dan ibu tak ingat hari ulang tahunku, mereka baru sadar setelah aku menelpon. Bagiku itu bukan masalah besar, karena memang kami tidak menganggap ulang tahun adalah hari spesial. Semua hari adalah sama, setiap hari juga penuh dengan doa. Aku juga setuju dengan itu, selebrasi hanya sebuah seremoni yang tidak bisa mengalahkan dahsyatnya doa siang malam tanpa henti.
Hal paling menyenangkan adalah saat menyadari bahwa sekalipun jauh dari keluarga, banyak orang yang selalu mencurahkan aksihnya untukku. Aku mengamini semua doa baik terhadapku. Entah doa mana yang akan terkabul lebih dulu, yang kuyakini Tuhan itu Maha Kasih Sayang, semua doa pasti terkabul, Dia-lah yang menentukan timing yang pas.
Hingga detik ini tak ada yang tidak bisa disyukuri. Jika ada satu kata yang dapat mewakili hidupku di 27 tahun ini adalah “bahagia”. Aku bahagia dengan apa yang aku alami hingga saat ini, dan aku amat sangat mensyukuri itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar