Selasa, 21 Desember 2010

Sedikit Cerita Tentang Mak Nyik




Aku memanggil ibuku dengan sebutan Mak Nyik, dalam sebuah Note aku sudah pernah menjelaskan alasan mengapa demikian.

Maknyik adalah gambaran perempuan sejati. Istri shalihah bagi suami dan ibu yang baik bagi anak-anaknya.
Meski tak lemah gemulai, dia memiliki hati yang lembut dan mudah tersentuh.

Penampilannya sangat sederhana, make-up wajibnya hanya celak, bedak tabur dan lipstik tipis. Dia cantik alami, kulitnya halus mulus tanpa lulur. rambutnya hitam dan tebal karena sering bershampoo kemiri. Dia selalu menampilkan aura cantik yang bersal dari dalam hatinya. apapun yang dia pakai pasti kelihatan cantik. aku sering minder saat jalan dengannya, karena menurutku aku jauh kalah cantik dibanding maknyikku.

Makanan favoritnya adalah pecel, suka sekali sama pisang goreng dan buah jeruk. Hobynya mengoleksi tanaman hias. Dia sangat senang jika aku pulang membawakannya sebuah bros cantik, dia akan memakainya saat arisan.

Maknyik bukan tipe orang yang pandai mengungkapkan perasaan. Dia punya cara sendiri untuk mengungkapkan sayangnya padaku, yang kadang sulit untuk kumengerti. dan akupun tidak pandai mengungkapkan betapa aku menyayanginya, karena setiap dia menasehatiku, hanya bibir manyun dan alis tempur yang kusuguhkan padanya.

Nasehatnya yang tak pernah aku lupa adalah ketika hari pertama aku masuk Sekolah Dasar (MI), dia tak pengantarkanku, tapi dua berpesan:

"Kalau kau jatuh, jangan menangis, cepatlah berdiri, dan bersihkan lukamu
kalau kau tersesat, jangan bingung, bertanyalah pada orang disekelilingmu, salah satu dari mereka pasati bisa membantumu"


Aku dan mak nyik punya waktu dua menit setiap minggu malam untuk bertukar kabar ditelpon. Kalimatnya selalu sama: "gmana kbarmu? sehat kan? Jaga adekmu baik-baik ya... "

Dua menit memang sangat singkat, kadang belum sempat aku bilang aku merindukannya, sudah sepi diujung telpon.
Tapi tak mengapa meski tak bertatap muka, kita selalu menautkan hati. Tanpa bicara, ibulah yang paling mengerti kita.

Cerita tentang seorang ibu memang selalu hebat, begitu juga ibuku, ibu anda dan ibu kita semua. Bersyukurlah kita yang masih diberi kesempatan untuk merasakan kasih sayang ibu. Meski jauh tak terlihat, meski sentuhannya tak terasa, tapi yakinlah ibu adalah orang yang paling banyak berdoa untukmu, orang pertama yang menangis saat kau terluka, yang tersenyum saat kau bahagia.

Dia adalah seutuhnya kasih sayang yang tak lekang sepanjang zaman.

Selamat hari ibu.
Terima Kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar