Minggu, 15 April 2012

Menjelajah Mencari Alien



Cerita-cerita Dee semacam suplemen bagi saya, penyemangat dan penyegar diantara tumpukan diktat-diktat kuliah yang membosankan. Kali ini vitamin itu berjudul “Partikel”. Saya butuh waktu 24 jam untuk menyelesaikan buku setebal 493 halaman, tentu sambil disambi yang lain. Novel ke 4 dari serial Supernova yang ditunggu-tunggu selama delapan tahun akhirnya muncul juga. Kali ini tokohnya bernama Zarah, gadis berdarah Arab-Sunda yang mempunyai ‘mata istimewa/special eye’

Zarah artinya Partikel, susunan terkecil dari alam, dalam bahasa Arab juga dikenal dengan “dzarrah”. Partikel menceritakan petualangan Zarah yang mencari ayahnya, Firas, yang hilang pada suatu malam dan tidak pernah kembali. Berbagai macam spekulasi muncul dari hilangnya sang Ayah, mulai hal-hal yang berbau mistis, hingga temuan adanya rahasia lain alam semesta. Alien.

Membaca partikel seperti sedang melakukan inner journey (pinjam istilah dari teman), banyak kejutan di dalamnya. Zarah tidak hanya mencari ayah, tetapi mencari jati diri. Hal yang paling sulit adalah menaklukkan diri sendiri. Dalam Partikel juga diceritakan tentang masalah keluarga, pendidikan dan lingkungan, tentu cerita cinta masuk didalamnya.

Seperti di novel-novel superova sebelumnya, Dee menyajikan petualangan alam dan spiritual. Dee selalu berhasil mengelaborasi ilmu pengetahuan dan keyakinan, dunia fisika dan metafisika, dunia realitas dan spirit. Menggabungkan dunia fotografi dan ritual memanggil roh, mengawinkan Nikkon FM2/T dengan ramuan Iboga.

Sepanjang membaca novel ini, emosi pembaca juga diaduk-aduk. Terhanyut saat Zarah berpamitan kepada sang ibu (Aisyah) dan adiknya (Hara) untuk pergi ke London, bergelora saat membayangkan kisah cinta Zarah dengan Storm, sang pangeran tampan, kecewa dan geram saat penghianatan dilakukan oleh sahabatnya yang ia bela mati-matian (Koso), dan tentu sangat penasaran saat Zarah bertemu dengan Pak Simon, WNI yang memegang kunci misteri keberadaan ayahnya. Adanya tokoh-tokoh lain seperti Abah, Umi, Paul, Zach, Ibu Inge dan Sarah si Orangutan membuat cerita ini semakin kuat dan mengalir lembut meski cerita dibuat tidak linier. Yang paling saya suka adalah saat Dee menyajikan dialog-dialog filosofis dalam bahasa ringan dan masuk akal.

Partikel juga mengajak pembaca lebih mengenal dan menyatu dengan alam, memahami tingkah laku binatang, tetumbuhan, jejamuran, Fungi, dan fenomena crop circle. Over all Dee sukses menyajikan cerita fiksi dan sarat unsur ilmiah, serta membuat kita sadar posisi kita, manusia, dalam alam kehidupan semesta.

Tentu untuk melahirkan karya seperti itu dibutuhkan rahim yang kuat, nutrisi yang sehat agar janin keluar dengan sempurnya. Butuh riset mendalam untuk menemukan formulasi yang pas agar fakta, fiksi dan rasa melebur dalam kata, dan waktu delapan tahun itu setimpal dengan Partikel yang luar biasa. Four tumbs up buat Dee, gak sabar menunggu Gelombang.

1 komentar:

  1. partikel itu risetnya yg oke,
    smoga gelombang tak lama datang, salam kenal :D

    BalasHapus