Sabtu, 31 Desember 2011

Yang Tersisa dari 2011



Menurut penanggalan cina tahun 2011 adalah tahun kelinci, sifat dari kelinci adalah dinamis, maka tahun 2011 diperkirakan akan banyak mengalami perubahan dan lompatan-lompatan yang signifikan, begitulah bunyi ramalan yang saya baca disalah satu media saat menjelang tahun baru 2011. Saya bukan orang cina yang terlalu percaya pada ramalan dan sejenisnya, tapi jika melihat perjalanan saya ditahun 2011, sedikit ada benarnya juga apa yang diramalkan “suhu Achai” itu.

Pada akhir tahun 2010 lalu, saya menuliskan sebuah resolusi, dalam sebuah catatan saya tulis: “Tahun ini aku ingin BERHIJRAH, bermutasi, jika perlu berevolusi”, sebuah resolusi sederhana tapi penuh keberanian untuk melakukannya. Yah, tahun 2011 ini adalah tahun “berhijrah” tahun perpindahan dan tahun transisi, seperti kelinci yang melakukan lompatan dan manuver yang tak bisa diduga, 2011 adalah tahun penuh kejutan.

Bulan-bulan di awal tahun adalah bulan-bulan ‘galau’, Januari hingga maret. Puncaknya terjadi pada bulan Februari. Mungkin bagi sebagian orang ‘bulan kedua’ ini adalah bulan penuh cinta, tapi tidak bagi saya, Februari adalah bulan ‘tersesat’, tersesat dalam kegalauan, kegelisahan dan frustasi (maaf tidak akan saya ceritakan mengapa saya frustasi dibulan ini: only God knows why). Dan semua kesesatan itu akhirnya berakhir dibulan Maret.

April adalah bulan dilematis, waktunya untuk memilih. Pada bulan ini tiba-tiba semua jalan menjadi bercabang tidak ada trak lurus, seolah membentuk sebuah persimpangan dengan tikungan-tikungan tajam. Pilih belok kanan atau kiri, berdiam berarti mati dan tak ada jalan mundur. Mencoba coba menerka jalan mana yang sekiranya lebih terang dan pijakan mana yang membuat kelinci ini tidak terjatuh, saatnya kelinci untuk melompat. Dan semua itu baru terjawab pada bulam Mei, bulan kelima dalam setahun.

Kelinci memutuskan untuk bermanuver, dan saya telah menentukan pilihan untuk “berhijrah”. Bulan Mei saya memutuskan untuk beralih profesi, meninggalkan dunia Notaris dan memutuskan untuk kembali ke kampus, dunia akademisi. Entah ini pilihan yang bagus atau tidak, tapi setidaknya saya berani untuk melangkah, one step closer. Tentu tidak mudah untuk mengambil keputusan ini, perlu kemantapan hati. Tentu saya mencintai dunia notaris yang telah saya tekuni tiga tahun belakangan ini, tapi ada hal yang lebih besar yang ingin saya capai.

Bulan Juni saya resmi menjadi bagian dari civitas akademika di kampus tempat saya belajar dulu, kembali menjadi ‘orang kampus’, bergulat dengan rutinitas akademis. Kampus bukan tempat yang baru bagi saya, kurang lebih 7 (tujuh) tahun saya menghabiskan waktu disana, namun kembali dengan status baru ‘bukan mahasiswa’ bukan hal yang mudah, ini dunia yang sama sekali berbeda. Tapi apapun dan bagaimanapun itu pilihan sudah ditentukan, tak ada jalan mundur, meski ini sama sekali tidak mudah seperti kelihatannya, hanya belajar dan bekerja keras yang bisa menjadi pembuktian atas kemampuan dan jawaban atas keraguan.

Agustus hingga oktober adalah bulan uji coba, penyesuaian dengan dunia baru. Saya merasa senang bukan main saat mendapat kesempatan baru, pengalaman baru dan ilmu baru, dan menangis meraung-raung jika menyadari ketidakmampuan diri melawan kebodohan dan kemalasan yang masih merajai otak. Sekali lagi belajar dan terus belajar adalah jawaban (titik)

Diantara semua bulan dalam 2011 barangkali November-lah bulan yang paling manis, banyak kejutan pada bulan ini. Awal bulan tiba-tiba ada beberapa lelaki yang nyatakan cinta (mesti tak satupun diantara mereka yang nyangkut :D), tiba-tiba menghadiri konfrensi ASEAN di Bali dan dikejar bule menakutkan, mendadak bertemu kawan lama, mendadak bisa jalan-jalan gratis dan banyak kejutan lainnya.
Kejutan berlanjut hingga awal Desember, akhir tahun yang lumayan merepotkan, mulai dari menghadiri beberapa seminar, workshop, pelatihan hingga tidak sengaja ditugaskan ke Jakarta menemani mahasiswa di Internasional Moot court competition. Semua serba mendadak dan unpredictable.

Banyak cerita dan banyak hal tersisa dari 2011, dan diantara semua yang tersisa itu hanya kata belajar dan bekerja keras yang tetap menjadi agenda di tahun-tahun selanjutnya. Tak ada resolusi khusus yang saya tuliskan untuk 2012, tahun Naga Air, selain tetap berbaik sangka kepada Tuhan bahwa cinta akan datang pada setiap hati yang masih punya cinta....

Happy New Year 2012
New Hope, New Wish and New Love

Kamis, 15 Desember 2011

Dikejar Bule Hitam

Sebulan yang lalu, saya pergi ke Bali sendirian (sudah saya ceritakan alasan dan kronologisnya dalam note sebelumnya). Ada cerita menarik dari waktu kepulangan saya dari Bali, bertemu bule aneh. Ceritanya kurang lebih demikian:

Saya kembali ke Malang pada hari kamis (17/11) dengan pesawat Wings Air. Pada hari itu, menurut informasi yang saya dapat, lalu lintas ke arah bandara Ngurah rai akan sedikit macet karena lagi hebohnya kedatangan Hillary Clinton dan Barack Obama, akhirnya saya putuskan untuk berangkat satu jam lebih awal, agar tidak terjebak macet.

Pesawat saya dijadwalkan take off pukul 14.00 wita, pukul 12.30 saya sudah nangkring di lounge bawah bandara Ngurah rai. setelah check in saya harus menunggu bagasi karena baru dibuka pukul 13.00 WITa, sambil menunggu saya duduk di lounge bawah sebelah barat, dekat tempat makan dan toko souvenir, saya memilih duduk di ujung bangku yang kosong, berharap tidak ada orang yang menggangu.

Waktu saya menunggu tiba-tiba ada Bule hitam duduk disebelahku. Sekilas saya melihat orang itu tinggi besar berkulit hitam, dengan baju putih panjang (semacam abaya) dan peci warna mencolok (hijau merah kuning), tanpa bertanyapun siapapun tahu pasti dia orang afrika.

Awalnya saya cuek saja, berpikir tidak mungkin kami terlibat pembicaraan karena kendala bahasa. Namun tiba-tiba suara sang pria itu memecah kesunyian.

“excuse me, do you speak english?”
Saya celalingak-celinguk, apakah orang ini berbicara pada saya?

“yes, i do” jawab saya ragu, beberapa hari itu saya agak keminggris, bertemu dengan beberapa bule dan mengobrol dengan mereka selama konfrensi.

Dia mulai memperkenalkan diri, Mr. X bekerja di kedutaan besar Nigeria untuk Indonesia sebagai Ambassador, begitulah yang tertera dari kartu nama yang dia berikan. Dan kami pun “terpaksa” bertukar nomor telpon.

Dia berada di Bali dalam rangka pembukaan KTT ASEAN, dia adalah duta besar Nigeria untuk urusan ASEAN. Karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan di Jakarta dia tidak bisa mengikuti acara sampai selesai, disamping itu dia juga tidak terlalu suka Bali –ya iyalah secara afrika lebih panas dari Bali- :D

Awalnya obrolan kami sangat menyenangkan, seputar pendidikan, hukum (dia juga lawyer), budaya, sedikit politik hingga banyaknya Nigerian yang jadi pemain bola di Indonesia. Overall dia sangat ramah.

Tapi lama kelamaan saya tidak nyaman dengan obrolan kami, dia mulai bertanya tentang masalah pribadi, dimana rumah saya, orang tua saya, pacar saya an so on.... -menurut saya ini perbincangan sensitif bagi orang yang baru pertama kali ketemu- saya hanya menjawab sekenanya saja, dan mencoba mengalihkan pembicaraan pada hal-hal yang umum. Yang paling membuat saya tidak nyaman adalah tentang keinginanya untuk bertemu lagi dengan saya di Malang, dan membicarakan hal-hal yang lebih pribadi, dia juga terang-terangan bilang menyukai saya. (plis deh, baru kenal juga bicaranya ngawur...)

Karena saya sudah merasa tidak nyaman, saya pilih jurus seribu kaki alias kabur melarikan diri. Singkat kata singkat cerita aku berhasil pergi dengan alasan harus boarding secepatnya, meski sebenarnya masih tersisa 30 menit lagi.

Unfortunatelly pesawat saya dan pesawat dia berangkat di jam yang sama melewati gate yang bersebelahan. Untuk menghindar dari pandangannya saya harus bersembunyi diantara kerumunan orang (lucky me have a little body hehehe...)

Sebelum take off dia sempat menelpon, katanya dia sangat ingin bertemu lagi denganku, dia juga berjanji akan sering-sering menghubungiku dan aku juga bisa menghubunginya kapanpun. Aku hanya tertawa kecil mendengarnya, lalu dengan tegas aku jawab, “ you can call or come if I don’t have any appointment with another guy, and I’m not sure about meeting you again” (terlalu kasar, mungkin :). Sebelum menutup telpon dia memintaku untuk menelponnya sesampainya di Malang, and I just can say “insyaAllah...”

setelah pertemuan itu, dia terus menelpon, mencoba menghubungi tepatnya, karena beberapa kali dia menelpon, tidak saya angkat. Dia juga mengirim beberapa sms, dari beberapa pesannya yang mampir hanya satukali saya balas, itupun hanya dengan “i’m apologize, i can’t answer ur call, i have a tight agenda today”. itu terjadi selama seminggu setelah pertemuan kami, berharap setelah ini tidak ada komunikasi yang terjalin.

Setelah satu bulan berlalu, saya harap sudah tidk ada lagi pesan atau terlpon darinya. Tapi tiba-tiba tadi malam dia menelpon lagi, tepatnya mencoba menelpon karena –tetap- tidak saya angkat. Lalu dia kirim sms: “hi pretty ula, Is a pity u can’t even send me sms, where are u going to be during xmas? Plis tell me if u can come so I can send u a ticket”

Hmmm... enough!

Sabtu, 03 Desember 2011

My December

My December

By: Linlin Park


This is my December
This is my time of the year
This is my December
This is all so clear
This is my December
This is my snow covered home
This is my December
This is me alone

And I
Just wish that
I didn't feel
Like there was
Something I missed
And I
Take back all
The things that I said
To make you
Feel like that
And I
Just wish that
I didn't feel
Like there was
Something I missed
And I
Take back all the
Things that I said to you

And I give it all away
Just to have somewhere
To go to
Give it all away
To have someone
To come home to

This is my December
These are my snow-covered trees
This is me pretending
This is all I need

And I
Just wish that
I didn't feel
Like there was
Something I missed
And I
Take back all
The things that I said
To make you feel like that
And I
Just wish that
I didn't feel
Like there was
Something I missed
And I
Take back all the things
I said to you

And I give it all away
Just to have
Somewhere to go to
Give it all away
To have someone
To come home to

This is my December
This is my time of the year
This is my December
This is all so clear

And I give it all away
Just to have somewhere
To go to
Give it all away
To have someone
To come home to

Selasa, 29 November 2011

Tips Melancong Sendirian

No body wants to be lonely, begitulah kata bang Ricky Martin. Emang sih gak nyaman banget pergi sendirian, apalagi mengunjungi tempat-tempat wisata yang seru. Biasanya orang akan membawa serta kerabat, teman dekat atau pacar untuk liburan, tapi ketika tak ada seorangpun yang bisa menemani bukan berarti kita tidak bisa menikmati liburan sendiri kan? Untuk anda yang suka kesendirian atau terpaksa sendiri, berikut tips dari saya agar anda bisa menikmati liburan anda sendiri.

1. Well prepare
Langkah pertama ini sangat penting dan menentukan kenyamanan anda selama liburan. Siapkan segala sesuatu yang diperlukan sebelum anda menuju tempat tujuan. Pertama, pastikan telah pisan tiket untuk pergi dan pulang kembali. Hindari pembelian tiket on the spot, lebih baik pesanlah jauh-jauh hari sebelumnya agar anda mendapat harga yang lebih murah. Kedua, pastikan anda telah booking hotel. Karena anda akan sendiri, carilah hotel yang dekat dengan pusat wisata agar akses anda lebih mudah. Biasanya tarifnya agak mahal sih tapi akses yang mudah ke tempat keramaian akan sangat membantu.

2. Cari info dari teman
Kumpulkan info dari teman-teman anda yang pernah mengunjungi tempat tersebut. Misalnya tentang tempat hiburan yang seru, hotel yang murah dan tempat makan yang enak. Belajar dari pengalaman orang lain adalah cara bijak agar kita selamat dan meminimalisir kesalahan

3. Jangan mengaku sendirian
Menurut saya agak membahayakan jika kita mengaku sendirian di tempat asing. Sendirian di tempat asing adalah sasaran empuk bagi orang iseng. Apalagi saat anda diterminal ato bandara pasti banyak orang yang nawarin ini itu, antar sana antar sini, jangan terpancing dengan rayuan mereka, akan lebih aman jika anda mengaku sedang menunggu jemputan atau sudah ditunggu di suatu tempat agar anda tidak dikejar-kejar orang iseng.

4. Sok Tahu itu perlu
Jangan pasang tampang bingung, itu pasti mengundang orang-orang iseng untuk mengganggu anda. Hindari ekspresi celingak clinguk sambil garuk-garuk kepala. Pasanglah tampang percaya diri dengan gaya yang meyakinkan seolah-olah ini bukan pertama kalinya mengunjungi tempat itu dan anda sudah hapal alurnya, dengan begitu orang tidak akan mengisengi anda. Jika anda merasa bingung tanyalah pada sumber yang bisa dipercaya, misalnya pusat layanan informasi atau pos keamanan, InsyaAllah mereka akan memberikan informasi secara benar.

5. Bawalah barang secukupnya
Karena anda berlibur sendiri, bawalah barang secukupnya. Akan sangat menyusahkan jika anda bawa barang banyak dan ditenteng sendiri. Menggunakan jasa pengangkut tentu tidak hemat dan tidak efisien.

6. Hindari tempat yang sepi
Nah, saat anda berjalan-jalan sendirian pilihlah tempat-tempat yang ramai dan mudah dijangkau. Jangan memilih tempat-tempat sepi apalagi saat malam hari. Ingat, kejahatan bukan hanya karena ada maksud pelaku, tetapi juga karena ada kesempatan, so. Waspadalah....!

7. Jangan suka memberi alamat ato nomor telpon
Pasti senang kan mendapatkan teman baru, tapi gak banget kan kalo baru kenal sudah berani macam-macam. Nah guys, makanya jangan suka memberi alamat rumah ato nomor telpon kepada orang yang baru kamu kenal. Curiga memang tidak baik, tapi kita harus tetap waspada dalam keadaan apapun. Ingat guys, kamu lagi sendiri, kalo kamu tiba-tiba ngilang dan diculik, bakal ngerepotin pak polisi kan???

8. Banyaklah ngobrol dengan supir taxi
Karena anda sendiri, mungkin anda akan memiliki sedikit teman mengobrol. Jika anda pergi dengan taksi, gunakanlah kesempatan ini untuk mengombrol dengan supir taxi. Dari obrolan itu anda bisa mencari tau tempat tongkrongan yang asik yang mungkin tidak banyak orang tahu. Lumayan kan jika anda mendapatkan info tempat baru yang lebih asik dari pada referensi teman anda??

9. Emergency call
Usahakan anda menyimpan nommor-nomor penting saat anda sendiri, selain nomor ortu anda juga perlu menyimppan nomor-nomor penting lain yang siap dihubungi 24 jam, seperti nomor telpon kepolisian setempat, jika perlu nomor hotel tempat anda menginap. Ini penting jika anda mengalami kesulitan atau kejadian yang tidak diinginkan akan ada bala bantuan yang siap segera menolong anda.

10. Keep smiling
Meski anda jalan2 sendiri, tak ada alasan untun pasang tampang manyun. Tersenyumlah sepanjang jalan, nikmatilah harimu, the time absolutely yours. Like you the only one girl in the world kata mbak Rihanna...

Selamat berlibur..... :)

Senin, 28 November 2011

Lonely Bali




Beberapa waktu yang lalu saya mengunjungi pulau Bali. Itu bukanlah pertama kalinya saya menginjakkan kaki di pulau dewata, tapi itu adalah perjalanan pertama saya ke Bali sendiri melalui jalur udara.

Kali itu agenda saya bukanlah untuk jalan-jalan melainkan untuk mengikuti konfrensi tingkat ASEAN tentang Hukum Persaingan Usaha (ASEAN Competition Conference) selama dua hari, tanggal 15-16 Nopember bertempat di Padma Resort Legian. Awalnya saya ragu untuk mengikuti acara tersebut, karena pastilah tidak menyenangkan jika pergi ke “surga turis” sendiri tanpa teman. Berpikir ini adalah kesempatan bagus akhirnya saya mengiyakan perintah atasan untuk mengikuti agenda tersebut dan memberanikan diri pergi ke Bali sendiri.

Meski dengan waktu yang sangat mepet, segala persiapanpun berhasil dilakukan. Pesan tiket, booking hotel dan menghubungi beberapa teman yang ada di Bali, berharap semoga saja ada teman jalan-jalan disana. Karena jadwal acaranya agak padat, saya memutuskan untuk berangkat hari senin dari bandara Abdurrahman Saleh Malang (14) dan pulang hari kamis (17), ini untuk menghindari kelelahan dan agar saya punya waktu cukup untuk jalan-jalan. Panitia menyarankan untuk menginap ditempat penyelenggaraan konfrensi, tapi karena Padma Resort adalah Hotel bintang lima di kawasan Legian dengan rate paling murah permalamnya Rp.1.500.000,- saya harus mencari tempat lain yang lebih murah untuk menghemat biaya.

Agak susah mencari hotel pada waktu itu, karena di Bali sedang berlangsung beberapa ASEAN Summit yang merupakan rangkaian dari acara KTT ASEAN yang semua digelar di Bali. Setelah hunting sana sini akhirnya menemukan Hotel Amaris di Jalan Padma Utara untuk menginap. Murah dan lokasi yang tidak jauh dari tempat konfrensi.

Sesampainya di Bali saya berusaha menghubungi berberapa teman, tapi sayang tak satupun yang sedang free. Teman yang saya harapkan bisa menemani selama di Bali sedang berhaji, teman yang satunya lagi sedang sibuk dengan bisnis barunya ada juga yang sedang berlembur. Inilah resikonya jika datang saat weekday banyak rutinitas yang tidak bisa ditinggal.

Karena tak berhasil menghubungi seorang temanpun akhirnya saya memutuskan untuk berpetualang sendiri. Sendirian bukan berarti tidak bisa menikmati bali bukan???
Petualangan diawali dengan jalan-jalan di kawasan Legian malam hari. Legian tampak benar-benar hidup saat malam hari, pada siang hari biasanya para bule sibuk surfing di pantai legian atau kuta. Kawasan legian adalah kawasan favorit para turis manca negara, hampir 80% pengunjung legian adalah turis mancanegara. Jadi dapat dibayangkan, disepanjang jalan legian banyak hotel dan bar dan semua fasilitas standar turis.

Sarana transportasi sangat mudah didapat, taxi dan ojek ready 24 jam. Disana juga banyak tempat penyewaan motor, tapi berhubung saya tidak tahu jalan di Bali dan tidak memiliki SIM, akhirnya saya putuskan untuk berjalan kaki saja, sekalian cuci mata. Gak kebayang bagaimana jadinya jika saya keliling-keliling tidak bisa kembali?? Pasti akan merepotkan petugas kepolisian.

Jalan-jalan di sekitar legian memang sangat menyenangkan banyak restoran dan tempat-tempat souvenir yang menarik untuk dikunjungi (untuk turis lokal saya sarankan tidak membeli oleh-oleh di jalan legian, harganya lebih mahal dibandingkan toko oleh-oleh pada umunya –misalnya Krisna- karena harganya disesuaikan dengan kantong turis asing). Tapi sangatlah tidak nyaman jika disepanjang jalan banyak orang menyapa: Assalamualaikum bu haji, Assalamualaikum neng, mau kemana neng? Mau diantarkah? Mungkin inilah resiko jalan sendiri ditempat ‘aneh’ dan berbusana ‘aneh’. Memang agak aneh melihat penampilan saya, ditengah-tengah orang yang yang berbusana terbuka terdapat seorang muslimah berjilbab. Tapi biarlah, bagaimanapun tatapan mereka dan tidak mungkin hanya karena pandangan itu saya keluar hotel dengan hotpan.

Setiap ditanya orang, kok sendiri mbak? Mana temannya? Saya tidak pernah mengaku sendiri, saya selalu beralasan teman saya sudah pergi atau ditunggu teman disuatu tempat. Menurut saya agak membahayakan jika kita mengaku sendirian di tempat asing. Sendirian di tempat asing adalah sasaran empuk bagi orang iseng. Gak kebayang kan kalo saya diculik??? Hehehehe

Perjalanan malam itu berakhir disebuah restoran ikan bakar di jalan Padma Legian, saya lupa nama restoran itu, kalo tidak salah ingat ada unsur kata dewata-nya. saya sangat berhati-hati memilih makanan selama di bali, karena takut semua makanan tidak halal, jadi saya putuskan untuk memilih restoran yang menyediakan menu ikan (kebanyakan restoran di legian menyediakan menu steak dan sejenisnya). Demikian juga dengan minuman, saya hanya berani minum jus, teh atau kopi, yang lain tidak.

Malam berikutnya -setelah acara konfrensi berakhir- saya memutuskan untuk mengunjungi toko pusat oleh-oleh khas Bali, membeli beberapa barang sebagai buah tangan untuk teman-teman di Malang. Kali itu saya pergi ke Khrisna, pusat oleh-oleh yang cukup terkenal di Bali. Khrisna memiliki beberapa toko cabang, salah satunya di sunset road kuta, tidak terlalu jauh dengan tempat saya menginap, hanya menghabiskan 18.000,- ongkos taksi dari jalan Padma Utara.

Rasanya tidaklah afdol jika berkunjung ke Bali tapi tidak menyentuh pasirnya. Sebelum pulang, pagi harinya saya sempatkan untuk mengunjungi pantai legian. Tidak jauh dari hotel, hanya 10 menit jalan kaki. Agar tidak mengundang perhatian, saya pergi ke pantai pukul 6.00 WITA, pagi adalah waktu terhening legian. Toko-toko masih tutup bahkan baru saja tutup, hanya sebagian kecil bule yang jogging. Pantai legian masih sepi, matahari masih muncul malu-malu. Sebenarnya pantai legian akan sangat indah dinikmati sore hari, saat matahari terbenam. Tapi karena acara konfrensi berakhir saat matahari telah terbenam, saya hanya punya kesempatan menikmati pantai Legian saat pagi.

Memang tidak lazim jalan-jalan sendiri di Bali, apalagi untuk orang seperti saya (mungil dan berjilbab). Andai saya ditugaskan ke Bali lagi sendiri saya akan pikir dua kali, karena Bali adalah tempat yang amat sayang untuk dinikmati sendiri.

Jumat, 11 November 2011

1.1-1.1-1.1 (Tentang Angka Satu)

Tanggal yang cantik terdiri dari enam angka satu. Aku suka angka satu, mungkin karena namaku mengandung kata satu (Ula: satu/pertama). Bagiku satu adalah permulaan, titik balik, angka sempurna, tunggal dan independen.

Dia tidak perlu awalan untuk menjadikannya, karena satu itu sendiri adalah awal yang diikuti oleh dua dan seterusnya. Satu adalah titik balik dimana semua berawal dari satu dan kembali menjadi satu. Satu adalah sempurna karena dia adalah bilangan prima yang tak bisa dibagi, satu adalah utuh dan seutuhnya satu. Independensi Tuhan termanifestasi dalam angka satu, bahwa Tuhan itu adalah satu yang ada, awal dan sempurnya (Allohu Ahad: Alloh itu satu). Tapi kadang angka satu juga mewakili kesedihan dan kesendirian.

Hari ini tanggal 11 bulan 11 tahun 2011, tanggal yang memiliki enam angka satu. Banyak yang meyakini ini adalah tanggal keberuntungan karena banyak memiliki angka yang sama, tapi mungkin alasan yang paling logis adalah tanggal ini unik dan mudah diingat. Banyak yang menggunakan tanggal ini untuk mengadakan moment penting seperti pernikahan, kelahiran, khitanan bahkan jadian. Menurutku setiap tanggal atau hari sama saja, kata SpongeBob everyday is the best day ever, setiap hari adalah hari baik. Tuhan telah memberi kejutan disetiap harinya.

Tak ada yang begitu spesial dihari jum’at tanggal 11-11-2011 ini. Aku masih menjalani rutinitas seperti biasa dengan jadwal yang agak sedikit padat. Yang membuat sedikit bersemangat hari ini mungkin karena cuaca cerah tidak hujan seperti pagi-pagi sebelumnya. Dulu aku ingin menikah dihari ini dan tanggal ini, karena aku menyukai angka satu, tapi mungkin Sang Maha Satu belum mengijinkan kami menyatu. What ever will be, will be...

Tanggal ini dan hari ini, yang unik ini mungkin hanya akan terjadi satu kali, tapi pasti akan lebih banyak hal unik lain di tanggal dan hari yang lain.


NB: menikmati sisa-sisa sensasi 11-11-11 dengan sebatang Whittakers dark chocolate

Rabu, 02 November 2011

Love, Love, Love.....



Mencintai adalah hak asasi setiap orang, tak ada satupun orang yang berhak dengan sinis membatasi perasaan itu. Tuhan yang Maha Agung telah menganugerahkan perasaan ini kepada hambanya yang beriman, tak satupun bisa mengelaknya. Mungkin tak butuh alsan untuk mencintai seseorang. Tak pernah bisa direncanakan dengan siapakah kita jatuh cita, atau diprediksi kapankah kita akan jatuh cinta.

Mencintai itu seperti hidup yang butuh keberanian. Mula mula keberanian untuk menyatakannya, dan pada akhirnya berani untuk mempertahankan cinta itu hingga akhir.
Tak ada yang lebih menggelisahkan dari pada cinta terpendam. Tak ada yang lebih melegakan dari pada cinta terbalaskan, tak ada yang lebih menyakitkan dari pada cinta bertepuk sebelah tangan, dan tentu tak ada yang lebih ajaib dari pada jatuh cinta itu sendiri.

Orang yang sedang jatuh cinta akan mengeyampingkan logika. Sedikit bisikan hati akan menjadi titah tak terbantahkan. Hal paling sinting yang mungkin dilakukan umat manusia di muka bumi ini sebagian besar berasal-muasal dari cinta

Orang yang berani menyatakan cinta adalah kesatria. Dalam pernyataan cinta ada sebuah kerendahan hati, ada toleransi dan ada seni.

Saat cinta sudah terucap tak ada yang lebih mendebarkan selain jawaban, menunggu kesempatan berikutnya. Cinta tak terbalas memang sangat menyakitkan, tapi penolakan akan lebih baik daripada berpura-berpura tidak mendengar apapun, pura-pura tidak tahu, pura-pura tidak perduli. Pengabaian adalah hal paling kejam dalam cinta.

Bagi yang berasil mempertahankan dan memperjuangkan cinta sampai akhir adalah pemenang. Pemenang dalam pertempuran melawan egoisme, yang didalamnya ada kejujuran, kesetiaan dan keikhlasan. Segala yang berserah jiwa pada selain dusta adalah cinta.

Tidak semua kisah cinta harus berakhir bahagia. Penolakan atau perpisahan mungkin akan menjadi ujungnya. Tapi yakinlah bahwa cinta itu adalah anugerah Tuhan yang akan datang pada hambanya yang beriman yang masih punya cinta, karena Dialah pemilik sebenar-benarnya cinta dan hanya kepadaNya-lah semua cinta akan bermuara.

Bulan Kesebelas....

Sudah masuk bulan ke sebelas, hampir dipenghujung tahun.
Jadwal sudah tersusun rapi, sepertinya akan banyak kejutan dibulan hujan ini...

apapun yang akan terjadi dibulan kesebelas ini, semoga hatiku sesejuk hujan dan sehangat matahari....

Go To d' Dentist (Part II)

Setelah sebelumnya check up pertama berjalan lancar, kini saatnya menerukan pengobatan. Kali ini agendanya membuka sumbatan pada lubang gigiku. Sebelumnya gigiku diberi sumbatan kapas dengan campuran obat untuk mematikan syarat, kali ini waktunya membuka kembali sumbatan itu dan melihat apakah syarat gigi benar-benar sudah mati.

Kunjungan kedua ini aku sudah bisa mengendalikan emosi, tidak segugup kunjungan pertama, mungkin karena dokter Gatot telah meyakinkan berulangkali bahwa apapun yang akan dia lakukan tidaklah sakit. Aku hanya perlu membuka mulut dan relaks, maka semua akan berjalan baik.

Dengan tangannya yang sudah terampil Sang Dokter membuka sumbatan itu, membersihkan sisa-sisa sumbatan hingga bersih dan lagi-lagi menyuruhku berkumur dengan air yang telah disediakan disampingku.

Tak lama kemudian barulah dia mengeluarkan sebuah alat, panjang yang tersambung dengan kabel listrik. Jika aku tidak salah mungkin alat itu didalamnya terdiri dari tiga bagian, bagian pertama semacam alat semprot mini yang berfungsi mengeluarkan air untuk membersihkan kotoran dalam gigi, bagian kedua tabung udara yang berfungsi memberikan tekanan udara saat air keluar, dan yang terakhir adalah semacam alat bor kecil yang bunyinya sungguh menakutkan.

Sewaktu alat itu dimasukkan kedalam mulutku sontak tubuhku yang awalnya relaks menjadi tegang, membayangkan mesin bor dimasukkan kedalam gigiku, aih sungguh mengerikan aku menutup mata dan berkali berteriak kecil. Tapi sang dokter terus saja mengoceh ini dan itu dan tetu saja dia bilang ini tidaklah sakit dan akan baik baik saja.

Alat semacam mesin bor itu ternyata digunakan untuk memotong sebagian gigiku. Lubang gigi diperbesar tujuannya agar lebih memberikan udara pada lubang gigi. Saat dilakukan pemotongan, suaranya sangat menakutkan semacam bunyi gergaji mesin.
Setelah proses pembersihan selesai, dokter Gatot menjelaskan langkah akhir yang harus dilakukan pada gigiku. Dia menyarankan dengan sedikit memekasa bahwa gigiku harus dicabut. Menurutnya gigiku yang berlubang sudah tidak bisa ditambal, menambal gigi tidak akan menyelesaikan masalah gigiku yang lubangnya sudah sangat dalam, dan lagi geraramku yang rusak itu seharusnya memang dibuang untuk memberikan ruang untuk geraham paling akhir tumbuh.

Entahlah aku tidak terlalu paham persoalan gigi. Aku juga tak punya kenalan dokter gigi yang bisa memberiku penjelasan secara komprehensip tentang masalah gigiku ini. mungkin untuk saat ini pendapat dokrer gatotlah yang paling jitu untuk masalah gigi dan aku mengiyakan saja.

Tapi dia tidak bisa melakukan pencabutan gigi pada hari itu juga, karena syarafku masih belum normal, kalo dipaksakan dicabut akan terasa sakit. Dokter Gatot menyarankan untuk kembali minggu depan atau selambat-lambatnya empat minggu kedepan, karena makin lama gigiku akan sakit kembali.

Untuk menghindari infeksi dan menjaga kebersihan gigi untuk sementara lubang gigi disumbat dengan kapas. Mungkin akan sedikit merepotkan jika harus bongkar pasang kapas untuk menutup lubang setiap kali makan, tapi itulah yang bisa dilakukan untuk menjaga kebersihan lubang dari kuman dan sisa makanan, hingga nanti gigiku siap untuk dicabut.

Selasa, 25 Oktober 2011

Go To d' Dentist (Part I)

Ini kali kedua sepanjang hidupku, setelah terakhir waktu kelas 2 SD aku ke dokter gigi. Aku punya kenangan buruk tentang dokter gigi. Dulu waktu aku masih duduk di kelas 2 SD kira-kira usiaku masih 8 tahun aku ke dokter gigi, gigi susuku belum sepenuhnya copot, ada beberapa bagian yang belum copot sehingga menghambat pertumbuhan gigi yang lain, karena itulah mau tidak mau aku harus mencabut gigi itu. Pengalaman pertama yang buruk, entah mungkin karena obat “mati rasa”nya belum bereaksi atau entah apa sebabnya waktu sang dokter melakukan pencabutan gigi, rasanya sakit luar biasa. Dan sejak itulah saya berjanji tidak akan lagi mengunjungi dokter gigi.

Beberapa tahun yang lalu ada lubang kecil di geraham bawah sebelah kanan, karena keisenganku lubang itu aku congkel-congkel hingga lubangnya membesar. Karena lubangnya sudah membesar dan dalam maka saraf gigiku sering bereaksi dan menimbulkan sakit yang luar biasa. Sakit gigi ini sudah mulai mengganggu aktifitas, semakin lama semakin sering ngilu, maka mau tidak mau aku harus berkunjung (lagi) ke dokter gigi.

Awalnya sangat ragu, apakah aku memliki cukup keberanian untuk terlentang di atas tempat periksa dokter gigi dengan lampu sentrong dan alat-alat yang masih membuatku takut. Tapi jika aku takut maka beberapa hari kedepan aku terpaksa harus meninggalkan kelas. Aih betapa tidak elitnya jika mahasiswa tahu bahwa dosennya tidak pergi mengajar karena sakit gigi? ini pasti memalukan. Dengan segenap pertimbangan akhirnya aku memberanikan diri untuk pergi ke dokter gigi.

Awalnya aku pergi ke klinik kampus, disana ada dokter Lukman, dokter gigi yang ganteng dan baik hati, tapi sayang karena aku datang siang hari, antrian sudah full hingga sore. Aku berencana datang keesokan harinya untuk bertemu dokter Lukman, tapi malangnya gigiku tidak mau berkompromi, nyilunya semakin menjadi-jadi, gigiku harus segera ditolong. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke klinik dokter Gatot yang tidak jauh dari tempat kosku. Sepertinya dokter Gatot adalah doter gigi yang cukup terkenal, setiap aku lewat depan tempat prakteknya, selalu penuh antrian orang yang ingin diperiksa giginya.

Klinik dokter Gatot buka mulai jam 06 sore, setelah sholat maghib aku langsung meluncur ke klinik dan mendaftar untuk diperiksa, karena sudah ada beberapa yang datang sebelum aku, maka aku harus menunggu beberapa antrian. Hatiku deg-degan, tiba-tiba gigiku sudah tidak sakit, entah mungkin ini efek dari nerves yang berlebihan hingga sanggup mengeliminasi rasa sakit.

Tibalah giliranku, aku tidak berani masuk sendiri, teman kosku yang baik hati menemaniku masuk ke ruang periksa. Dokter Gatot sangat berwibawa, aku tidak tahu persis wajahnya karena dia mengenakan masker, dari tatapan mata dan suaranya, sangat terlihat bahwa dia adalah seorang dokter gigi yang berpengalaman dan profesional. Dengan senyumnya dia mempersilahkan kami masuk. “Santai saja mbak cantik, jangan tegang, ini bukan pertama kalinya ke dokter gigi kan?” Mungkin wajahku terlalu jujur untuk menyembunyikan ketegangan, aku membalas dengan senyum kecil “ah tidak dokter ini yang kedua kalinya sejak SD. Hehehehe....

Setelah melakukan interogasi singkat, dan mengetahui keluhanku, sang Dokter menyuruhku berbaring di tempat periksa. Yup inilah tempat eksekusi paling mematikan bagi gigi-gigi bermasalah. Seperti yang pernah anda sekalian lihat di televisi atau gambar atau dari manapun sumbernya, tempat dokter gigi dimanapun kurang kebih sama.
Dia mulai menjalankan tugasnya, menyuruhku berkumur, lalu buka mulut, mulailah alat seperti sendok kecil dimasukkan kedalam mulutku, tujuannya untuk lebih memudahkan untuk melihat gigiku yang bermasalah yang letaknya sangat terpencil di geraham bawah sebelah kanan. Mulailah lampu sentrong dinyalakan tepat di atas mulutku, lalu dia mengambil alat seperti penjempit kecil yang lancip lalu membersihkan kotoran yang menumpuk di lubang gigiku. Dia melakukan semuanya dengan cekatan sambil megobrol. Inilah keahlian yang harus dimiliki oleh seorang dokter gigi, pintar megalihkan perhatian. Dengan mengajak pasien bercerita sang pasien akan sedikit melupakan rasa sakit pada giginya. Dia berkali-kali meyakinkan aku bahwa ini tidak akan sakit, tapi tetap saja beberapa kali aku mengaduh kesakitan.

Setelah selesai tahap pembersihan dia mulai menjelaskan secara detail masalah gigiku, bahwa ternyata aku memiliki jumlah gigi yang lebih sedikit dari jumlah yang seharusnya dimiliki manusia dewasa. Aku hanya memiliki 29 gigi dari 32 gigi yang seharusnya aku punya. Bagian mana yang kurang? Ternyata aku hanya memiliki 4 geraham bawah (molar) dari yang seharusnya 6, 3 untuk geraham bawah kanan dan 3 geraham bawah sebelah kiri, sedangkan aku hanya memiliki masing masing 2 untuk geraham kanan dan kiri. Geraham ketigaku tidak bisa tumbuh karena tidak cukup space untuk tumbuh, dia ada tapi tidak bisa bertumbuh.

Lalu, apa yang harus dilakukan dengan gigiku sekarang? Dia menjelaskan langkah pertama yang dia lakukan pada gigiku adalah menghilangkan rasa sakitnya dengan mematikan sarafnya. Upaya mematikan syaraf ini adalah langkah awal untuk mengobati gigiku. Agar gigi tidak lagi ngilu, sarafnya harus dimatikan. Tidaklah sulit untuk melakukan itu, dia menaruh semacam kapas yang dibubuhi beberapa cairan dan memasukkan kedalam lubang gigiku.

Awalnya sungguh sangat sakit. Dia bilang ini hanya awal nanti akan lebih sakit lagi. Dia memberiku resep obat penghilang rasa sakit itu. Obat itu harus segera diminum karena tudak lama lagi cairan pembunuh saraf yang dalam kapas itu mulai bereaksi dan rasanya akan sangat sakit dan ngilu. Dia juga menyuruhku kembali ke klinik besok malam untuk memeriksa saraf dan membuka kapas yang menutupi lubang gigiku.

Sepulang dari klinik aku segera menuju apotek. Celakanya lalu lintas cukup ramai, aku terjebak beberapa menit di lampu merah, belum sampai ke apotek, obat itu bereaksi dengan cepat, gigiku sakit tak karuan, tak bisa menahan sakit hingga mengeluarkan air mata. Sesampainya di apotek, segera aku menunjukkan resep dokter pada pelayan apotek, melihat wajahku yang miris menahan sakit, dia segera memberikan obat itu dan menyarankan untuk segera meminumnya.

Celaka masih berlanjut, aku bermasalah dengan minum obat, aku tidak bisa meminum obat tanpa “makanan pengiring”. Aku masih pontang panting kesakitan memegangi pipiku yang rasanya mau meledak, teman yang mengantarkan aku ikutan panik, tanpa pikir panjang dia mengambil minuman dari lemari pendingin di ruang tunggu apotek dan menyuruhku minum. Aih sungguh sakit bukan kepalang, perpaduan air dingin dengan obat pemati syaraf sungguh dahsyat, mukaku pucat seketika tak kuat menahan sakit aku nyaris pingsan.

Temanku segera membawaku pulang, memberiku segelas air hangat dan sepotong roti agar aku bisa meminum obat itu segera. Beberapa menit kemudian perlahan aku sudah bisa bernafas lega, tidak lagi memegangi pipi dan bisa kembali tersenyum manis seperti semula. Obat ini benar-benar ces pleng, meskipun ada sedikit rasa mengganjal dalam mulutku, sepertinya malam ini aku bisa tidur dengan nyenyak. :)

Minggu, 09 Oktober 2011

Hair Treatment




Akhir-akhir ini aku mengalami depresi, susah tidur dan sembelit. Mungkin ini karena banyak hal yang harus diselesaikan dalam waktu dekat tapi otakku tidak berfungsi seperti biasanya. Entah kuman apa yang bersarang di dalamnya, otakku jadi lemot pentium satu.

Karena depresi ini sangat mengganggu, maka aku putuskan untuk segera melakukan sesuatu. Merefresh otakku, menyegarkan kembali pikiranku dan melakukan sedikit relaksasi. Kesalon adalah salah satunya, salon adalah tempat rekreasi wanita masa kini. Aku putuskan untuk melakukan hair teatment, membabat habis rambutku, semodel dengan milik Emma Watson beberapa waktu lalu, meski temanku bilang aku jadi lebih mirip Lee Min Ho dalam serial City Hunter,

Aku termasuk perempuan yang suka bereksperimen dengan gaya rambut, terutama potongan rambut pendek, hampir semua model rambut pendek pernah kucoba, mulai dari rambut bob nungging ala Rihana hingga cepak ala Agnes Monica. Ini adalah salah satu keuntungan perempuan berjilbab, orang tidak akan tahu sekacau apa rambutku, tetap terlihat cantik, hehe.... Pernah beberapa kali mencoba mewarnai rambut tapi tak berhasil karena warna asli rambut hitamku terlalu kuat hingga bleaching beberapa kalipun tetap akan menghitam.

Setelah berhasil menghabisi rambut dan melakukan hair teatment, kepalaku jadi terasa enteng. Meski tak terlalu berpengaruh banyak terhadap kinerja otakku, penampilan yang lebih fresh akan membawa efek positif dan membuat lebih bersemangat.

Jika anda mengalami depresi atau stress cobalah datang kesalon melakukan hair treatment dengan merubah gaya rambut, creambath atau hairspa, mungkin ini akan membantu anda merasa segar kembali. Salon adalah tempat rekreasi wanita masa kini. Have a beatiful day....

Selasa, 04 Oktober 2011

I Dare My Self!




Ada yang pernah bilang padaku bahwa hidup ini terlalu menarik untuk dilewatkan dengan melakukan satu hal saja. Banyak hal dalam hidup yang bisa dilakukan bahkan dalam satu waktu sekaligus.

Aku tidak akan bererita tentang apa yang aku lakukan saat ini, karena memikirkannya saja membuat kepalaku pusing dan susah tidur. Jika ditanya mengapa aku mau melakukannya, jawabannya simple I Just wanna dare my self, tidak lebih. Tujuannya hanya untuk melihat sampai sejauh mana aku mamu menaklukkan segala ketidakmungkinan. (titik)

Mari kita memulai dari hal yang tidak mungkin, begitulah kata J Derrida.
Otakku mungkin sudah lelah berpikir, meski hasrat dan segala keinginan tak surut sedikitpun.

Keberanian, ya, hanya itu yang aku butuhkan, tidak lebih!

Keraguan dan ketidakpercayaan adalah musuh terbesar, enyahlah jauh-jauh!

Kesulitan adalah teman baik, mari kita berkawan, jangan membunuhku!

Keluh kesah itu hal biasa, raga yang ringkih tak bisa selamanya berlari, butuh teras untuk sejenak beristirahat, butuh pohon untuk berteduh bahkan need a shoulder to cry on.

Sekali lagi, ini hanya masalah keberanian, bukan tentang waktu, Dia telah memberikan waktu, entah sempit atau longgar itu hanya masalah durasi.

I dare my self, karena dengan beginilah aku menjalani hidup.

Semoga Tuhan selalu melindungiku.

Rabu, 21 September 2011

Jet Lag

Bagi anda yang merasa galau karena hubungan jarak jauh, should sing this song, Jet Lag by Simple Plan Feat Natasha Bedingfield:

What time is it where you are?
I miss you more than anything
Back at home you feel so far
Waitin' for the phone to ring
It's gettin’ lonely livin’ upside down
I don't even wanna be in this town
Tryin' to figure out the time zones makin' me crazy

You say good morning
When it's midnight
Going out of my head
Alone in this bed
I wake up to your sunset
And it's driving me mad
I miss you so bad
And my heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged

What time is it where you are?
Five more days and I'll be home
I keep your picture in my car
I hate the thought of you alone
I've been keepin' busy all the time
Just to try to keep you off my mind
Tryin' to figure out the time zones makin’ me crazy

You say good morning
When it's midnight
Going out of my head
Alone in this bed
I wake up to your sunset
And it's drivin' me mad
I miss you so bad
And my heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged
Is so jet lagged

I miss you so bad [x5]
I wanna share your horizon
I miss you so bad
And see the same sunrising
I miss you so bad
Turn the hour hand back to when you were holding me.

You say good morning
When it's midnight
Going out of my head
Alone in this bed
I wake up to your sunset
And it's drivin' me mad
I miss when you say good morning
But it's midnight
Going out of my head
Alone in this bed
I wake up to your sunset
And it's drivin' me mad
I miss you so bad
And my heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged
Is so jetlagged
Is so jetlagged

Minggu, 11 September 2011

hai September....

awal bulan yang Fitri, diikuti dengan setumpuk agenda "unjung-unjung". banyak undangan pernikahan di bulan ini, banyak kelahiran dan juga banyak berita duka. ini juga awal semester baru, awal menjalankan tugas baru, tanggung jawab baru. rasanya seperti awal tahun, padahal ini sudah menjelang akhir tahun.

Selamat menjalani bulan September, bersemangatlah.... :)

Minggu, 21 Agustus 2011

Pintu Itu Bernama OSPEK

Ospek akronim dari orientasi pendidikan. Dikampus saya ospek dikenal dengan istilah PK2 MABA –saya kurang tau juga apa artinya, tapi tujuannya kurang lebih untuk mengenalkan kepada mahasiswa baru tentang apa yang namanya kampus dan isinya. Semacam welcome ceremony bagi mahasiswa baru. Tahun ini kampusku menerima kurang lebih 14.000 maba, angka ini naik sekitar 25% dari tahun sebelumnya. sebuah angka yang fantastis menurut saya mengingat daya tampung dan mahalnya biaya pendidikan disana.

Ini ketiga kalinya saya mengikuti ospek dengan posisi yang berbeda, pertama tentu saja sebagai mahasiswa baru peserta ospek, kedua sebagai panitia ospek dari mahasiswa, dan ketiga sebagai dosen penyelenggara ospek, dosen baru lebih tepatnya.

Perubahan posisi dalam kegiatan ospek juga berpengaruh pada cara pandang saya terhadap ospek, saat menjadi Maba pada tahun 2003, tak ada apapun yang dipikirkan kecuali mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan antusias meski terkadang kesal karena harus begadang mengerjakan tugas yang konyol dari kakak senior.

Tahun 2004-2005 saya menjadi panitia ospek dari mahasiswa. Cara pandangpun berubah, saya menempatkan diri sebagai senior, tidak lagi menjadi ‘obyek’. Pada fase ini, pola pendekatan yang digunakan adalah senioritas, pola hubungan yang dibangun adalah senior-junior, kakak-adik. Pola hubungan seperti inilah yang sering menimbulkan arogansi dikalangan kakak paitia ospek –sebagai senior- yang tidak mau disalahkan, anti protes dan cenderung mengintimadasi. Saya pikir tak ada yang salah dengan itu, selama nilai yang ingin dibangun adalah cinta almamater dan penguatan karakter. Tentu sepanjang tidak bertentangan dengan norma hukum dan etika yang ada.
Dalam pada itu, sebenarnya ada pertarungan nilai disana, ada muatan nilai-niai yang ingin disampaikan senior. Menanamkan jiwa pemberontak, jiwa berani untuk melawan, jiwa ketidaksukaan terhadap kekerasan, sehingga jika pada saat pelaksanaan ospek ada maba yang berani menantang senior, justru senior senang karena provokasinya berhasil dan doktrinasi itu berjalan.

Tahun ini, saya menjadi bagian dari penyelenggara kegiatan ospek, dosen panitia/pengawas ospek tepatnya. Sangat berbeda dengan sebelumnya, pada fase ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan akademis birokratif. Pembelajaran dan pengenalan birokrasi. Karena dosen merupakan bagian dari birokrasi kampus maka ospek –bagi dosen- adalah masa pengenalan kampus ‘birokratistik’ dan seluk beluk dunia akademis. Kurang lebih berisi tentang motifasi maba untuk semangat berkuliah, menjadi mahasiswa yang baik mengikuti seluruh kegiatan perkuliahan, tidak membuat masalah, dan lulus tepat waktu dengan nilai bagus.

Secara keseluruhan ospek khususnya difakultas saya -hukum - sangat jauh berbeda dengan ospek jaman saya dulu. Sudah tak ada lagi suara pentungan yang menggelegar di sepanjang tangga, lorong dan ruang kelas, tak ada bentakan atau teriakan di depan kuping, tak ada kata “kamu mau mati ya?” dari kakak senior jika melakukan kesalahan. Karena memang cara-cara seperti itu sudah tidak relevan untuk digunakan dan tidak bermartabat. Semua berjalan soft dan berorientasi pendidikan an-sich.

Adakah yang salah dengan itu? Saya rasa juga tidak, karena tujuan utama mahasiswa adalah belajar dan berkarya. Tetapi terasa ada yang kurang bagi saya, mahasiswa saat ini tidak diperkenalkan dan ditanamkan jiwa “ke-maha-siswaan”, jiwa yang tidak anti sosial, jiwa yang penuh mimpi indah akan perubahan, jiwa yang kritis, dinamis dan humanis. Kali ini rasanya ospek terlalu manis, terlalu banyak gula akademis yang disuguhkan. Kurang garam. Tak diceritakan bagaimana susahnya menentukan pilihan selama kuliah atau serunya menjadi mahasiswa dengan semangat idealisme yang menggebu-gebu.

Ospek selalu menyimpan cerita, setiap generasi menyimpan ceritanya sendiri, mugkin bagi sebagian mahasiswa baru ospek hanya hal biasa saja, rutinitas pra kuliah yang harus dilalui, tak berkesan. Tapi mungkin bagi sebagian mahasiswa lainnya ospek adalah pintu, menuju ruang baru yang penuh dengan warna. Pintu yang akan merubah hidupnya selama 4 tahun kedepan atau bahkan sepanjang karirnya.

Selamat datang mahasiswa baru FH 2011.
Fiat Justicia Ruat Coelum (sekalipun langit runtuh hukum harus ditegakkan)

Puasa bersama Nenek

Ini pertama kalinya aku menjalankan ibadah puasa di tanah leluhurku, meski dulu aku pernah menghabiskan masa SMP disana tapi saat bulan puasa aku memilih mudik ke rumah ibu di Jember. Cuaca di madura memang tidak terlalu bersahabat saat bulan puasa, panas, tapi pengalaman pertama ini sangat penyenangkan.

Saat bulan Ramadhan, rumah kami menjadi pusat kegiatan anak-anak. Orang Madura dikenal sangat religius, saat bulan ramadhan sekolah madrasah (SD) libur, anak-anak banyak menghabiskan waktu di masjid atau mushalla, karena rumah nenek berselebahan dengan masjid terbesar di kampung dan dirumah nenek juga terdapat mushalla khusus putri jadilah rumah kami sangat ramai saat bulan puasa.

Kegiatan mengaji dimulai pukul 10.00 pagi hingga pukul 15.00 sore, waktu lima jam itu terasa sebentar karena mereka tidak hanya mengaji, mereka juga bisa bermain dan nonton tv.

Anak-anak yang mengaji di rumah nenek sebagian besar berasal dari keluarga pra-sejahtera, dan tidak punya televisi, ada juga yang sudah yatim piatu atau ditinggal orang tuanya menjadi TKW/I di luar negeri. Kadang mereka tak mau pulang hingga menjelang maghrib, kami sering menyiapkan makanan ekstra buat mereka.

Bagaimana denganku? apa yang aku lakukan? Tak banyak yang aku lakukan disana, seperti biasanya aku menjadi baby sitter, menemani sepupuku yang paling bungsu bermain, mengajarinya berjalan dan menjaganya dari hal-hal yang membahayakan, sementara ayahnya mengajar mengaji anak-anak dan ibunya memasak. Sesekali aku juga ikut bermain bersama anak-anak, atau membantu nenek dan tante menyiapkan hidangan buka puasa dan tadarrus.

Menyenangkan sekali melihat anak-anak semangat mengaji, serasa seperti dalam lagu “Suasana di Kota Santri” ;)

Suasana di kota santri
Asik senangkan hati
Tiap pagi dan sore hari
Muda mudi berbusana rapi
Menyandang kitab suci
Hilir mudik silih berganti
Pulang pergi mengaji.

Mungkin yang agak menyebalkan adalah peringatan Imsaknya yang –keterlaluan- dini, mulai pukul 12.00. menurut takmir masjidnya, ini dilakukan untuk membangunkan orang agar mau shalat malam dan memasak untuk makan sahur.

Diantara semua alarm alam pembangun sahur seperti ayam jago, jangkrik, kodok, tokek dan kawan-kawan, yang paling menggelegar dan berhasil membuatku langsung terperanjat bangun adalah suara sapi tetangga sebelah yang suaranya seperti paduan suara sedang konser dengan sound 5000 mega volt, maooooooooo....., keras banget. Aku sempat pengen mengabadikan suara sapi-sapi itu sebagai ring tone di hapeq, tapi aku urungkan karena sapinya ternyata sangat galak.

Puasa bersama nenek, kakek, dan keluarga disana, mungkin akan menjadi agenda tahunanku. Untuk saat ini aku masih belum berbuat banyak untuk anak-anak itu, tunggulah tahun depan, aku akan datang lagi...

Selasa, 02 Agustus 2011

Al-i'tiraf (sebuah Pengakuan)



Ilaahi lastu lilfirdausi ahla
walaa aqwaa 'alannaaril jahimi
fahabli taubatan waghfir dzunuubi
fa innaka ghoofiruddzambil 'adziimi

Dzunuubi mitslu a'daadir rimaali
fahablii taubatan yaa dzaljalaali
wa'umrii naaqishun fiikulliyaumi
wa dzambii zaa-idum kaifahtimali

Ilaahi 'abdukal 'aashi ataaka
muqirron biddzunuubi waqod da'aaka
fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun
wa in tadrud faman narjuu siwaaka
(Abu Nawas)

Wahai Tuhanku... tidak layak aku masuk ke dalam sorga-Mu
tetapi hamba tiada kuat menerima siksa neraka-Mu
Maka kami mohon taubat dan mohon ampun atas dosaku
sesungguhnya Engkau Maha Pengampun atas dosa-dosa....

Dosa-dosaku seperti butiran pasir di pantai,
maka anegerahilah hamba taubat, wahai Yang Memiliki Keagungan
Dan umur hamba berkurang setiap hari,
sementara dosa-dosa hamba selalu bertambah, apalah dayaku

wahai Tuhanku... hamba-Mu penuh maksyiat,
datang kepada-Mu bersimpuh memohon ampunan,
Jika Engkau ampuni memang Engkau adalah Pemilik Ampunan,
Tetapi jika Engkau tolak maka kepada siapa lagi aku berharap?

Selasa, 26 Juli 2011

Bosan dengan Berita

Sangat menarik menyaksikan program JLC TV one tadi malam (26/7/2011) yang mengangkat tema “salahkah media dengan pemberitaan Nazarudin?” keluarga Nazaruddin menyayangkan pemberitaan media yang terlalu berlebihan dan dianggap tidak obyektif, Komisi Penyiaran Indonesia mengingatkan media untuk lebih berhati-hati dalam mencari sumber informasi dan memberitakannya kepada masyarakat, sedangkan media sendiri dituntut untuk memberikan informasi seluar-luasnya bagi masyarakat. Terlepas dari itu semua, jika boleh jujur saya mulai jenuh dengan pemberitaan media seputar kasus Nazarudin, bagaimana tidak? Jika setiap hari media massa –khususnya televisi- terus mengekspose kasus Nazarudin yang semakin mbulet.

Sebagaimana ditulis John B. Thompson dalam Kritik Ideologi (2006:295), saat ini kita hidup ditengah masyarakat dimana penyebaran bentuk-bentuk simbol –informasi dan nilai- dengan menggunakan media elektronik telah menjadi suatu yang lazim, dan dalam hal tertentu menjadi model transmisi budaya. Kebudayaan modern pada tingkat yang lebih tinggi adalah sebuah kebudayaan yang dimediasi secara elektronik dan model-model transmini secara oral dan tulisan hanya sekedar pelengkap yang dalam berbagai sisi digantikan oleh model transmisi yang didasarkan pada media elektronik.

Setiap keberadaan media televisi memunculkan sebuah kategori atau beberapa kategori tindakan dengan tujuan dapat ditelivisikan, artinya dianggap layak ditayangkan atau ditransmisikan melalui siaran televisi. Sayangnya saat ini batasan nilai kelayakan, pantas atau tidak pantas untuk disiarkan telah memudar, tuntutan media untuk selalu menghadirkan berita secara cepat seringkali melampaui nilai akurasi dan etika yang ada. Yang menjadi prioritas adalah bagaimana menghadirkan informasi ter-update- pada pemirsanya.

Berpedoman pada suatu konsep sederhana dalam dunia jurnalistik bahwa penyampaian atas suatu informasi haruslah didasarkan pada sumber terpercaya dan cover both side artinya pers/media harus menyajikan informasi dari berbagai perspektif dan sumber terpercaya. Tapi barangkali untuk saat ini media harus melakukan cover all side karena menyangkut kepentingan banyak orang. Lalu sempatkan media melakukan cover all side jika waktu yang disediakan hanya sepersekian detik? Bagaimana cara media melakukan klarifikasi informasi jika informasi dapat berubah setiap detiknya?

Dalam dunia jurnalistik dikenal adagium bad news is gud news, kasus-kasus miring cenderung lebih banyak menyita perhatian publik, dengan kata lain memberitakan keburukan lebih menguntungkan bagi media. Mungkin karena alasan inilah keluarga Nazarudin menganggap media tidak obyektif dan lebih banyak mengungkap keburukan seseorang saja dan mengarah pada caracter assanination.

Menurut saya, media juga tidak sepenuhnya salah atas pemberitaan Nazarudin karena masyarakat berhak atas akses Informasi seluas-luasnya. Namun demikian alasan kebebasan pers tidaklah harus menafikan unsur kebenaran dan etika dalam penyampaian informasi. Jika hal ini tidak diperhatikan dalam titik tertentu akan terjadi pesimisme massal dalam masyarakat karena setiap harinya disuguhi dengan berita tidak menyenangkan tentang kondisi negara yang semakin hari semakin memprihatinkan. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika mental pesimisme terus muncul, yang akan terjadi adalah the abstance of goverment karena nilai legitimasi rendah, masyarakat tidak beraturan, tidak ada optimisme, persatuan buyar, mudah diprovikasi, menjadi bodoh dan kacau.

Mungkin masyarakat membutuhkan media alternatif yang dapat memberikan sedikit pencerahan dan semangat. Dalam hal ini saya sependapat dengan Deni Indrayana dalam ceramahnya di kampus beberapa waktu lalu, beritakanlah apa adanya sampaikan kalau memang itu buruk tapi jangan lupa untuk selalu menyampaikan berita baik. Bad news is bad news good news is good news.

Tidak dapat disangkal media massa merupakan alat propaganda sosial yang paling efektif. Meluasnya akses masyarakat terhadap media serta didukung dengan teknologi informasi yang semakin aksesable menjadikan transformasi nilai maupun ideologi akan semakin mudah. Jika Rosco Pound menyebutkan fungsi hukum as a tool of social engineering maka media yang tepat untuk menggiring opini yang berujung pada perubahan perilaku adalah televisi.

Terlepas dari kepentingan politik dibalik pemberitaan Nazarudin, masyarakat yang cerdas informasi akan lebih selektif dalam menyaring arus nilai yang ditrasnformasikan media massa dan tidak mudah menerima sebuah kebenaran yang relatif. Karena semua memang tidak bebas nilai, maka pintar-pintarlah menentukan sudut pandang.

Bollymania




Lucu sekali rasanya mendapati diri saya menyanyi lagu India. Akhir-akhir ini saya kembali bersosialisasi dengan bollywood, ini semua gara-gara housmate baru di tempat kos yang bollymania abiz. Dia seperti kamus bollywood berjalan, tanyakan apa saja tentang film atau lagu india padanya, dia akan bercerita lengkap dengan lagunya. Dia tidak pernah melewatkan film India setiap selasa dan rabu di MNC TV meski dia sudah hafal jalan ceritanya. Jika sabtu dan minggu jam 11 sampai jam 2 siang dia akan setia mendengarkan lagu-lagu India di radio Tidar Sakti dan me-request lagu kesukaannya. Melihatnya, mengingatkan saya pada teman semasa SMA yang juga penggila bollywood.

Harus saya akui Briptu Norman dengan video lipsingnya sangat berperan dalam menghidupkan kembali dunia bollywood di Indonesia yang sempat tenggelam. Film film India sempat merajai hiburan Indonesia pada tahun 1990-an, dan puncaknya setelah adanya Film Kuch-Kuch Ho Ta Hai pada sekitar tahun 1995 yang diikuti juga dengan menjamurnya rental film. Namun sejak sekitar tahun 2002 minat masyarakat terhadap film india mulai menurun dan beralih pada film-film atau drama asia.

Sejak fenomena Briptu Norman film-film India mulai duputar lagi di televisi. Meski film-film yang ditayangkan bukan film baru dan hanya mengulang-ulang dari film-film jadul yang pernah booming, setidaknya bisa sedikit mengobati kerinduan atas sosok “Rahul”

Film India selalu memunculkan tradisi lewat nyanyian dan tariannya. Nyanyian dan tarian adalah faktor terpenting dari film India, karena dari sinilah sebenarnya emosi cerita diinterpretasikan. Ketegangan akan digambarkan dengan halilintar, angin kencang dan diikuti oleh hujan deras, jika sedang jatuh cinta sepasang kekasih akan menyanyi dihamparan kebun bunga yang luas sambil kejar-kejaran dan bersembunyi di balik pepohonan atau berlari-lari kecil di pinggir pantai yang eksotis. Unsur air, angin, dan bunga tidak pernah lepas dari adegan-adegan di film India. Karena itulah film India terkenal lebay, mendeskripsikan sesuatu adegan yang dramatis dan syair lagu yang hiperbolis. Seperti lirik lagu ini:

Tu hai meri hai barkart
Tu hai meri ibadat
Aur kuch na janu
Pas it na hai janu
Tujh mein rab dikhta hai ya ra mein kya karu
Sajhde sarjukhta hai ya ra mein kya karu
(Rab Ne Bana di Jodi)

terjemahan bebasnya kurang lebih seperti ini:
kamu adalah anugerah, kamu adalah ibadah, aku tidak tahu yang lain lagi, kecuali aku melihat Tuhan dalam dirimu, aku tidak tahu harus bagaimana aku hanya bisa berlutut dihadapanmu...

Hal yang tidak saya suka dari film India adalah tidak jujur, meskipun selalu menampilkan tradisi tapi pengambilan gambar dilakukan diluar India seperti London, New Zeeland, Amerika dan tempat-tempat yang memiliki pemandangan alam yang indah, mungkin ini dapat dimaklumi mengingat India adalah Negara padat penduduk yang penataan kotanya kurang bagus.

Namun demikian, ada beberapa Film ini yang layak mendapatkan penghargaan dan wajib ditonton: Three Idiots, Slamdog Milionaire dan My Name Is Khan. Tiga film ini sangat inspiratif. Diantara semua aktor india yang ganteng-ganteng, saya mengagumi Syakh Rukh Khan karena meski sudah berumur dia tetap sexy dan kharismatik.

Ah sudahlah biarlah mereka bilang saya ini lebay karena menyukai film India, hidup ini terlalu singkat jika dilewatkan dengan hanya menyukai satu hal saja, sesekali menyukai hal yang aneh akan terasa menyenangkan. Hm hm... I love Bollywood ^^

Old Notes

Pagi tadi saya kehilangan kotak penyimpan CD, ada beberapa data yang belum saya salin ke notbook. Akhirnya saya terpaksa harus membongkar barang-barang di brankas yang sudah tidak dipakai dengan harapan menemukan kotak penyimpan CD atau kepingan CD yang masih kosong. Sayangnya setelah lelah mencari, bukan tempat CD yang saya temukan, malah setumpukan kertas loasleaf kecil warna-warni. Barang lawas emang selalu menarik perhatian.

Kembali saya menata satu-persatu kertas yang sudah tak beraturan itu. Isinya sangat menarik, testimonial dari teman-teman dekat tentang kepribadian saya. Testimoni mereka beragam, lucu-lucu, ada yang menilai saya pribadi yang menyenangkan, energik dan ceria, ada juga yang menulis bahwa saya ini cerewet dan menyebalkan, ada juga memberikan ilustrasi gambar lucu bahkan menuliskan sebuah lagu khusus untuk saya.
Membacanya kembali , membuat saya merefleksi siapa diri saya dan bagaimana saya dulu, who i was? Kadang dalam proses kontemplasi atau refresh diri sendiri, butuh pandangan orang lain tentang diri kita agar kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Setiap perjalan waktu terjadi perubahan-perubahan pasti akan membawa perubahan tehadap seseorang. Entah itu besar atau kecil. Akhirnyapun saya menyadari bahwa banyak yang telah berubah dari diri saya, tapi yang amat saya sayangkan, hal-hal positif yang dulu saya pegang teguh, saat ini mulai sedikit banyak terkikis oleh sifat pragmatisme dan pesimisme yang berlebihan.

Mungkin dengan membaca catatan-catatan dimasa lalu, kita bisa bercermin kembali, mempertahankan dan mengembangkan energy positive, berlahan merubah kelemahan jadi kekuatan. Tak mesti harus ada orang lain mengingatkan, asal bisa mengalarm diri sendiri, perubahan ke arah yang baik itu pasti.

Belajar mengenal diri sendiri, menemukan kelemahan dan kekuatan, mencoba membangunnya kembali.

Selasa, 05 Juli 2011

Jula-Juli, July

Bagi pelajar/mahasiswa Juli adalah bulan liburan, bulan refreshing, bulan jalan-jalan. Setumpuk rencana liburan sudah dipersiapkan. Banyak paket wisata ditawarkan, banyak film baru yang siap tayang dan tentunya gebyar diskon akan digelar di shoping mall-shoping mall.

Tapi sepertinya –lagi-lagi- tak ada libur bulan Juli buatku. Setumpuk sibuk bulan Juni masih akan terus berlanjut di bulan Juli demi menyambut bulan Agustus.

Karena masih tak bisa beranjak lama-lama, menonton film sampai puas akan menjadi liburan alternatif di bulan Juli. Teriring salam dan doa, semoga bisa kembali menikmati film-film hollywood di bioskop.

Selamat Berlibur.

Kamis, 30 Juni 2011

Menyukai Pria Ini


Nama lengkapnya Dennis Joseph O'Niel, lebih dikenal dengan nama Dennis Oh. Lahir di New York USA pada tanggal 29 Agustus 1981, dilahirkan dari hasil perkawinan campuran antara ayah keturunan Irlandia-Amkerika dengan Ibu seorang korea. Tinggi badan 188 cm dengan berat badan 83 kg, lulusan dari Savannah College og Art and Designe, sangat menyukai, traveling, menggambar, memasak dan fotografi.

Aku menyukainya sejak bermain dalam serial drama Witch Yu hee (Witch Amusement), dia tampak sangat seksi memerankan seorang koki yang sebenarnya tidak jauh beda dengan hobinya. Sebenarnya bukan kali pertama aku melihat Dennis, sebelumnya aku pernah melihatnya dalam serial drama East of Eden, tapi karena bukan sebagai pemeran utama aktingnya tidak terlalu menonjol.

Seperti kebanyakan penggemar aku mulai mengumpulkan gamba dan profil, browsing info seputar hobi, kegiatan terupdate hingga kehidupan pribadinya. Jika ditanya apa yang kusuka darinya, tentu secara fisik dia sangat representatif sebagai seorang super star, badan yang atletis, wajah yang ganteng dan senyum yang manis. Aku suka postur tubuh dan dandanannya yang maskulin (at least tidak berpolem seperi kebanyakan artis korea), dia juga pintar memasak dan hobi fotografi, tapi aku tidak suka tato salib yang segede gambreng di punggung kirinya.

Well, dia masuk daftar pangeran impian, dan aku telah menguncinya dalam walpaper hehehehe....

Yu Hee sang Penyihir







Ma Yu Hee (Han Ga In) adalah seorang wanita karir yang terkenal tegas dan galak. Karena sifatnya yang kaku itulah dia tidak punya pendamping, beberapa kali kencan buta yang diadakan untuknya selalu berakhir dengan tragis.

Hingga suatu hari dia bertemu dengan Chae Mo Ryong (Jae Hee) seorang pumuda yang bercita-cita menjadi seorang koki profesional dibidang masakan Prancis. Secara tidak sengaja Mo Ryong menabrak mobil Yu Hee. Yu Hee meminta ganti rugi yang sangat besar sedangkan Mo Ryong tidak dapat memenuhinya karena dia adalah seorang pengangguran. Sebagai gantinya Yu Hee meminta Mo Ryong untuk menjadi pembatu di rumahnya selama 1 bulan dan harus berhasil mencarikan Yu Hee pendamping hidup.

Dari sinilah cerita dimulai, Mo Ryong dan Yu Hee tinggal bersama. Mo Ryong merubah total penampilan Yu-Hee hingga menjadi wanita yang anggun dan cantik.

Sebenarnya Yu Hee bukanlah wanita karir yang kejam, dia menyimpan duka masa lalu yang menyebabkan dia menjadi perempuan yang kaku. Yu Hee juga masih terobsesi dengan cinta pertamanya. Joon-haa (Kim Jung Hoon) adalah pangeran impian Yo Hee sejak masa SMA.

Awalnya hubungan Yu hee dan mo Ryong hanya sebatas Majikan dan pembantu sebagaimana tertulis dalam perjanjian, namun akhirnya mereka menyadari bahwa mereka saling mencintai.

Drama ini semakin menarik dengan adanya tokoh Seung Mi (Jun Hye Bin) dan Jhonny Kruger (Dennis Oh). Seung Mi adalah seorang gadis yang mencintai Mo Ryong sejak kecil, dan Jhonny adalah seorang Head Chef terkenal dan ganteng yang juga jatuh hati kepada Yu Hee. Secara keseluruhan serial drama ini berkisah tentang cinta segi lima yang diselipkan adegan masak-memasak dan sedikit konflik keluarga.

Menontonnya hingga 16 episode tidaklah membosankan, karena pemainnya yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik juga terdapat adegan-adegan lucu khas drama korea.

Bagi saya yang menarik dalam serial drama ini adalah sosok Jhonny, si koki ganteng. Dennis terlihat sangat seksi saat memasak. Sekedar info, peran Jhonny disini tidak jauh berbeda dengan kehidupan nyata Dennis yang juga jago masak dan fotografi.

Hmmm melihat Chef Jhonny memasak, jadi ingin punya suami koki hahahahah..........

Minggu, 26 Juni 2011

Ulang Tahun

Hari ini aku berulang tahun, ah entahlah aku juga tidak tahu pasti kapan aku lahir karena memang tak ada tradisi mengingat ulang tahun, mengucapkan selamat ulang tahun atau memberi hadiah ulang tahun. ya sudahlah sepertinya hari ini benar-benar ulang tahunku.

Apa yang kau ingat saat hari ulang tahunmu?
Tak banyak yang aku ingat, karena memang tak pernah ada perayaan ulang tahun, tak pernah ada balon atau kue ulang tahun dengan lilin nomor diatasnya, tapi aku punya beberapa ulang tahun yang tidak akan aku lupa seumur hidupku. Aku punya ulang tahun paling lucu saat umurku dua belas tahun, ulang tahun paling seru saat sweet seventeen, ulang tahun paling mengesankan sama seseorang saat umurku 23 tahun, dan ulang tahun paling tragis tepat setahun yang lalu.

Apa yang kau lakukan saat ulang tahun?
Bagi sebagian orang, ulang tahun adalah momen untuk mengukir sejarah. Temanku mendaki puncak gunung tertinggi di Jawa saat dia berulang tahun yang ke 22, seorang profesor menggelar road show ilmiyah dan membagikan buku hasil penelitiannya saat dia berulang tahun ke 65, seorang politisi meluncurkan buku biografinya saat genap berusia 45 tahun, dan seterusnya. Lalu bagaimana denganku? Aku tak punya ritual khusus saat ulang tahun, sama seperti orang lain yang tak terlalu mensakralkan hari ulang tahun, seperti hari biasanya. Mungkin yang spesial saat ini adalah melihat wall fesbuk yang penuh dengan ucapan selamat ulang tahun, membuatku sadar betapa banyaknya doa yang mengiringi perjalananku. Aku punya resolusi untuk ulang tahunku, aku ingin merayakan ulang tahun ketigapuluh dengan suami dan anakku di Nederland atau paling tidak meluncurkan sebuah buku ilmiyah berbahasa asing atas namaku.

Apa yang kau pikirkan saat ulang tahun?
Banyak sekali yang aku pikirkan saat ulang tahun, selalu ada moment kontemplasi saat ulang tahun. Bersyukur atas karunia Tuhan yang tak terbatas, bahagia karena masih diberi kesempatan untuk berbuat sesuatu, sedih karena jatah umur berkurang, menyesal karena kesalahan yang terus berulang.

Yang pasti ulang tahun adalah moment untuk membenahi diri, menyadari bahwa masih banyak kelemahan diri yang harus dibenahi, lebih bersyukur dan berbahagia, lebih kuat dan bijaksana dari sebelumnya.

Tetaplah berdoa untukku, karena itulah yang bisa menguatkanku
Terima Kasih.

Reuni

Reuni berasal dari kata re (kembali) dan union (menjadi satu), reuni berarti kembali menjadi satu. Umumnya reuni diadakan untuk mempertemukan kembali orang-orang yang telah lama tidak bertemu yang dulunya pernah hidup dalam suatu kelompok atau komunitas yang sama. Bisa juga reuni digunakan sebagai moment bertemu dengan orang-orang dimasa lalu untuk mengenang kembali masa-masa lalu, mencoba mengumpulkan kembali kepingan kenangan yang terlupa, momentum mengenang kembali romantisme sejarah.

Biasanya reuni diadakan pada periode waktu tertentu, bisa setahun sekali, saat hari raya, saat ulang tahun sekolah dan seterusnya.

Karena reuni menjadi ajang pertemuan banyak hal yang terjadi saat reuni. Bertemu, bersalaman, saling bertukar kabar, makan-makan, mengobrol, bergosip bla bla bla adalah agenda wajib saat reuni. Kadang bisa sangat seru, tapi tak jarang juga membosankan, tergantung adakah bahan menarik yang jadi trading topiknya atau siapakah yang ingin ditemui saat reuni.

Menurutku yang terpenting saat reuni adalah persiapan mental dan nyali. bersiap untuk bertemu dengan orang yang tak ingin ditemui (seperti: mantan pacar yang masih diharapkan tetapi tidak mungkin), menjawab pertanyaan yang tidak ingin dijawab (misalnya: kerja dimana sekarang? (bagi yang belum bekerja), kapan menikah? (bagi yang masih jomblo), atau mendengar kabar yang tidak ingin didengar (misalnya: mendengar mantan pacar yang ternyata sudah menikah lebih dulu) and so on...

Seiring kecanggihan teknologi dan merebaknya jejaring sosial lewat dunia maya, reuni tak lagi hanya dapat dinikmati setiap tahun atau pada waktu-waktu tertentu, tiap detik adalah ajang reuni di group BB, Fesbuk, Twiter and so on. Tak perlu menunggu setahun untuk tahu kabar terbaru teman, cukup masuk ke group update status, buka forum chat, atau lihat profil. Info apapun bisa langsung dapat di share, tweet dan secara serta merta dapat di coment atau retweet. Nampaknya teknologi sudah benar-benar bisa melipat jarak, menjadi jembatan dan benang penghubung yang tak kasat mata.

How ever, aku lebih suka pertemuan. Bertemu secara langsung, bertatap mata, berjabat tangan dan berpelukan. Bisa merasakan dan mengekspresikan betapa senanganya aku bertemu denganmu, betapa rindunya aku ingin memelukmu, betapa inginnya aku mendengar ceritamu sambil menatap matamu yang berbinar-binar saat bercerita lucu, mendengar celotehmu atau melihat dahimu berkerut saat kau mengomentari penampilanku yang telah banyak berubah dan kitapun saling terbahak. Tentunya hal-hal semacam itu tidak dapat terpuaskan dengan hanya berkomen di fesbuk, menyelipkan tanda smile atau deretan kata “ha” yang panjang, bahkan dengan obrolan berjam-jam di ujung telpon sekalipun.

Maaf kawan kali ini aku absen, karena satu dan lain hal aku tidak bisa ber-reuni. Semoga ditahun depan aku masih punya nyali untuk bertemu kalian.

Up in The Air



Ryan Bingham (George Clooney) adalah seseorang yang bekerja pada biro jasa pemecatan karyawan. Karena tugasnya itu dia sering melakukan perjalanan, dari satu perusahaan ke perusahaan lain di seluruh Amerika. Memecat karyawan bukanlah hal yang mudah butuh ketenangan emosional yang tinggi, dan Ryan adalah orang yang sangat pandai mengendalikan emosi.

Selain menjadi pakar pemecatan karyawan, dia juga berprofesi sebagai motivator. Hidup baginya tak lebih seperti tas ransel, seberapa banyak hal yang kau masukkan dalam ranselmu, itulah beban hidup yang akan kau tanggung, dan komitmen adalah hal terberat dalam hidup. Karena filosofinya itulah dia memutuskan untuk tidak berkomitmen dengan siapapun.

Hidupnya dilalui dengan terbang ke tempat yang satu ketempat yang lain, dalam setahun dia bisa menghabiskan 322 hari di jalan. Karena seringnya dia melakukan perjalanan udara dia mendapatkan fasilitas khusus dari maskapai penerbangan, restoran, hotel hingga parkir ditempat dimana dia sering transit. Dia adalah orang yang praktis, simple tapi sebenarnya dia tidak tahu tujuan hidupnya dan apa yang dia inginkan, targetnya hanyalah berhasil mencapai jarak terbang sejauh 16 juta km dengan maskapai yang sama dan mendapat kartu ekslusif dari maskapai penerbangan yang biasa dia gunakan.

Dalam sebuah perjalanan Ryan bertemu dengan Alex Goran (Vera Farmiga), seorang wanita matang yang juga sering “terbang” untuk tujuan bisnis. Alex menjadi teman perjalanan yang menyenangkan bagi Ryan.

Semuanya berjalan dengan lancar, sampai suatu ketika perusahaan tempat Ryan bekerja menetapkan kebijakan baru yaitu prosedur pemecatan dengan melalui webcam, dan otomatis jatahnya untuk terbang akan dihilangkan. Ryan harus mengajak Natalie Keener (Anna Kecrick) karyawan baru dalam beberapa perjalanan terakhirnya. Berlatar belakang sangat berbeda membuat hubungan ini awalnya terasa sangat kikuk namun seiring waktu, Ryan belajar untuk melihat hidup dari sisi pandang orang awam dan ini membuat prinsip hidup yang selama ini ia pertahankan menjadi goyah. Masalah lain datang dari keluarga Ryan, Keluarga Ryan memintanya untuk datang ke pernikahan adiknya. Namun ternyata tidaklah seperti yang Ryan bayangkan, ketidak-dekatan-nya dengan keluarga membuat Ryan semakin terasing diantara keluarganya sendiri.

Hidup Ryan yang semula sangat simple menjadi semakin komplex saat dia menyadari bahwa ternyata dia mencintai sosok Alex Goran (Vera Farmiga), namun pada akhirnya Ryan harus kecewa karena sebenarnya Alex telah memiliki keluarga dan hanya menjadikan Ryan sebagai pelarian dari rutinitas hidupnya.

Scene yang menarik dari film ini adalah ketika Ryan harus meyakinkan Jimmy (calon suami adik Ryan) untuk tidak mundur dari pernikahan. Ryan tidak yakin apakah dia bisa meyakinkan Jim untuk menikah sedangkan dia sendiri tidak ingin berkomitmen. Namun akhirnya Ryan berhasil meyakinkan Jim dengan berkata “life is better with a company and every one need co-pilot” yang intinya setiap orang butuh teman hidup.

Film yang diliris pada Desember 2009 ini masih menggambarkan ciri khas drama hollywood yang lebih mengedepankan unsur permainan emosi para pemainnya. Selain gayanya yang sangat menawan, acting George Clooney tidak perlu diragukan lagi. Meski tidak happy ending, film ini sangat menarik dan penuh dengan pesan moral khususnya bagi para HRD dan bagi anda pecinta kesendirian.

Every one need a co pilot, mungking itu juga yang perlu dipikirkan George Clooney dalam kehidupan nyatanya.

Minggu, 19 Juni 2011

An Introduction

Ini adalah sebuah perkenalan, ah tidak mungkin lebih tepatnya disebut mengenal kembali, karena ini bukan kali pertamaku bertemu dengan Hukum Internasional. Beberapa tahun yang lalu aku sudah mengenalnya selama dua semester. Tak banyak ingatanku yang tersisa tentang HI selain beberapa macam organisasi Internasional dan Perjanjian Internasional, teori-teori dasar tentang Internasional hanya terlintas samar diotakku, tapi karena diriku telah memutuskan untuk terjebak dengannya, mau tidak mau aku harus merewind kembali memory yang tersisa tentang HI.

Untuk memahami sesuatu yang baru, pastilah membutuhkan suatu awalan, dan hal yang paling awal dilakukan adalah dengan membangun sebuah perkenalan, seperti mengetahui nama, mengapa ada dinamakan seperti itu, dari manakan asalnya dan sederet pertanyaan lainnya. Seperti pepatah klasik tak kenal maka tak sayang.

Mengenal suatu ilmu baru tak ubahnya dengan mengenal teman baru, hal paling mendasar yang harus dupunyai adalah ketertarikan, ketertarikan akan menimblkan rasa penasaran yang lebih dari sekedar tahu. Jika sudah mempunyai ketertarikan maka beberapa pertanyaan akan muncul mengiringi rasa penasaran dan banyak cara yang dilakukan untuk mengetahuinya.

menyebutkan sebuah nama, bejabat tangan baru bertukar cerita, sesederhana itukah?
Mungkin secara singkat perkenalan adalah hal sepele, tapi sungguh perkenalan itu tidaklah sederhana, karena perkenalan adalah awal yang akan menentukan keberlanjutan.

Mungkin tak perlu terlalu mendetail, memory otakku tak cukup untuk menampung semua secara bersama, seperti komputer mungkin akan mudah heng jika terlalu banyak dijejali dengan perintah. Mari kita awali perkenalan ini dengan sesuatu yang sederhana, nama atau istilah.

Berbagai judul buku telah aku rampungpungkan untuk mengenalmu, sekarang aku mengenalmu dan mulai menykaimu.

Bagaimanapun ini hanyalah sebuah perkenalan, an Introduction, perkenalan yang akan berlanjut dalam ruang-ruang cerita selanjutnya....

And the story goes.....

Sang Filsuf




Sudah lama aku ingin menuliskan sesuatu tentangnya, tapi tak pernah aku temukan kata-kata yang pas untuk mewakilinya. Mungkin baru kali inilah muncul keberanian bercerita tentangnya setelah bertahun-tahun mengenalnya dan mengaguminya.

Dialah temanku, Achmad Dhofir Zuhry, seorang sahabat dari masa SMA dulu. Diantara teman-teman seangkatan kami, dialah yang paling bersinar. Kepribadian dan pemikirannya selalu menjadi perhatian.

Aku mengenalnya sebagai pribadi yang unik dan unpredictable, aku tidak pernah bisa membaca alur pikirnya apalagi menebak isi hatinya. Dia adalah tipe pria misterius, tapi justeru itulah daya tariknya. Aku menyukai tipe pria seperti dia, cool and smart. Sebenarnya kami tidak benar-benar dekat, pertemuan-pertemuan kami terjadi saat rapat osis atau majalah sekolah, atau tidak sengaja berpasasan di koridor sekolah. Setelah lulus SMA kita memilih jalan masing-masing, dia mendalami dunia sastra dan filsafat sedangkan aku berkuliah Ilmu Hukum di Malang, sejak itu kita beberapa kali bertemu, dia mengunjunguiku saat dia pulang kampung, karena memang aku sedang berkuliah di kampung halamannya. tapi memang tak perlu sering bertemu untuk saling mengenal dan memahami bukan?

Entah sejak kapan dia mulai mencintai dunia sastra dan filsafat, sejak aku mengenalnya dua hal itu yang selalu menjadi obrolan kami disamping obrolan-obrolan ringan seputar rutinitas hidup.

Dia selalu berhasil membuatku iri, pikiranku yang cekak tak mampu mengimbangi daya nalarnya yang meluap-luap. Saat aku masih mulai merangkak berfikir, dia sudah jauh berlari, saat aku masih belajar mengarang puisi, puisi-puisinya sudah menjadi langganan nangkring di Majalah Horison, saat aku baru berkenalan dengan Dunia Sophie dan petualangan Alkemist dia sudah hatam kitab-kitab sejarah filsafat kuno hingga modern. Jangan bertanya tentang plato dan socrates, atau dia akan mulai mendongeng semalam suntuk tentang kisah mereka. Jika ingin berdiskusi tentang shirah nabawiyah (sejarah para nabi) dia adalah orang yang tepat kau ajak bicara, dan sebagai penutup cerita dia akan mengurutkan silsilah Nabi Adam hingga Muhammad dengan tepat dan menghadiahimu sebuah puisi.

“aku akan menjadi seorang filsuf’’ itulah tekadnya. Suatu hari aku pernah bertanya tentang pilihannya menjadi filsuf, menurutnya peradaban hidup manusia tidak pernah lepas dari dunia filsafat, dan pelopor dari masing-masing peradaban itu adalah filsuf.

Dia sangat konsisten dengan apa yang dia kerjakan, dia tahu apa yang dia inginkan, dia telah menciptakan rel dan tak akan keluar dari itu. Berbeda denganku yang masih berpindah-pindah jalur dan tidak yakin dengan apa yang aku inginkan.

Bagiku, diusianya yang masih muda dia telah mencapai kesuksesan. Meski hidup tak selalu mulus baginya tapi konsistensinya perlu ditiru. Kuliah seni di ISI, sastra di UI dan akhirnya mengukuhkan diri sebagai sarjana filsafat di STF Driyarkara. Menjelajah ilmu di Universitas Malaya Malaysia dan University of Queensland Australia. Mengikuti berbagai festival seni dan sastra di dalam dan luar negeri serta telah meluncurkan berbagai judul buku: Terjemah Sholawat Haji: Tahni’ah Li Qudumi Hujjaj Bayt al-Haram (Nurudh-Dholam Institute 2005), Tafsir az-Zuhry, vol. 1 (Nurudh-Dholam Institute 2006), Tersesat di Jalan yang Benar (Kalam Mulia 2007), Asmaul Yaumiyah (YND Jakarta 2011), As-Shirah al-Falsafiyah, jilid 1 (Avennasar institute 2011), Kumpulan Cerpen Titik Nol (2011) dan Para nabi dalam Botol Anggur (Beranda 2011), buku terbarunya ini diberikan sebagai soivenir pernikahannya. Saat ini dia telah merampungkan project impiannya yakni mendirikan Sekolah Tinggi Filsafat di Kota Kelahirannya.

Masih banyak cerita tentangnya kawan, yang semuanya menakjubkan.

I have nothing to give you, thanks for being my inspiring man.
Congratulation for your wedding and your Institute.
Seperti yang pernah kamu bilang, menjadi Kartini itu tidak mudah, perlu keberanian dan konsistensi. Dan saat ini aku sedang belajar darimu.

Sabtu, 11 Juni 2011

Tersesat




kau membuatku berlari terlalu jauh,
dan sekarang aku tersesat...

Rabu, 01 Juni 2011

Sedikit Catatan Tentang Pancasila




Saya masih ingat waktu saya masih duduk di kelas 5 sekolah Dasar dulu, waktu pelajaran PPKn (kalo tidak salah kepanjangannya: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) saya dan teman-teman sekelas diharuskan menghafalkan Pembukaan UUD, Pancasila dan butir-butir pancasila. Dulu saya hafal betul dari butir pertama sila pertama hingga butir terakhir sila kelima dari pancasila. Tak ada hal sepesial dalam batin saya waktu itu, kecuali bangga bisa menghafal sebegitu banyaknya butir dalam pancasila.

Waktu SMP, saya juga pernah mengikuti peataran P4 selama seminggu. Tak banyak pengetahuan saya tentang Pancasila, saya hanya memahami pancasila sebagai dasar negara yang harus dijunjung tinggi, apapun bentuk penghianatan terhadap pancasila adalah melanggar hukum dan upaya makar.

Mungkin ini adalah salah satu pola pendidikan peninggalan era Orde Baru yang positif, yakni mengenalkan nilai-nilai dasar negara sejak dini. Mesti tidak bisa secara istiqomah mengamalkan pancasila paling tidak kita tahu apa itu Pancasila, apa saja isi pancasila, nilai-nilai dasar yang ditanamkan Pancasila, mungkin ini adalah wujud kecil dari rasa nasionalisme dan bengenal jati diri Negara yang kita tinggali.
Pada saat mengenyam bangku kuliah saya kembali dikenalkan dengan Pancasila. Kali ini Pancasila muncul dalam bentuknya yang normatif. Pancasila sebagai dasar negara menjadi asas (nilai dasar/nafas) dari setiap peraturan perundang-undangan yang ada. Merujuk pada stuffen bow Theory-nya hans Kelsen, Pancasila diposisikan sebagai Grund Norm (norma dasar) yang menduduki puncak tertinggi dari hierarki, sehingga peraturan dibawahnya harus mencerminkan nilai-nilai pancasila dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.

Melihat kondisi kekinian kehidupan berbangsa dan bernegara yang semakin carut marut, tidaklah berlebihan jika upaya penyadaran kembali terhadap nilai-nilai pancasila ini harus digalakkan. Restorasi, memorasi atau papun lah itu bentuknya asalkan dapat mewujudkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus kita dukung.

Sebagai State Idea bernegara yang dibangun oleh Pendiri Bangsa, Nilai-Nilai pancasila akan selalu ada dan mewarnai setiap pergolakan politik, sosial dan budaya sekaligus menjadi tonggak dalam setiap perubahan era, orde lama, orde baru, hingga orde reformasi, demikianlah menurut Bapak BJ Habibie dalam Pidatonya tadi pagi di gedung MPR RI.

Dan akhirnya, semoga Pancasila bukan hanya Nilai agung yang utopis tapi menjadi nilai sosial politik yang membumi yang bisa dirasakan dan dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

Selamat Ulang Tahun Pancasila....

Welcome June

Rasanya tidak ingin beranjak dari Bulan Mei, bulan perayaan dan cinta.
Rasanya begitu ingin waktu berhenti di tanggal 31 Mei, sejenak, begitu saja.
Rasanya seperti banyak kunang-kunang mengiringi kepergian bulan Mei.

Seperti yang aku sering bilang
Tak ada hak untuk waktu berhenti sejenak, semua berputar sesuai hukumnya
Saatnya harus perpisah dengan bulan Mei dan mengucapkan selamat datang juni.

semacam tidak siap menghadapi bulan ini
semacam akan diterkam harimau ditengah-tengah bulan ini nanti.

ah... apapun lah itu, yang akan terjadi biarlah terjadi
toh ini hanyalah putaran yang akan kembali pada titik yang sama

Welcome June
and also I say welcome to my:
New life
New world
New job
New Friends, and
New Love...

Senin, 30 Mei 2011

Festifal Malang Kembali VI "Discovering Heritage"



Yang paling menyenangkan dibulan Mei adalah banyaknya perayaan atau festifal di gelar. Jika Jakarta punya JFFF (Jakarta Food and Fashion Festifal), Surabaya punya SSF (Surabaya Shopping Festifal), maka Malang punya FMK/MTD (Festifal Malang Kembali/Malang Tempoe Doeloe).

Acara tahunan ini digelar setiap bulan Mei, sudah ke-enam kalinya MTD digelar sejak tahun 2006 lalu, festifal ini meksplorasi romantisme sejarah, dengan mengubah tananan kawasan Jalan Besar Ijen menjadi nuansa tempoe doeloe.

Keunikan dari festifal ini adalah sepanjang jalan yang dirubah menjadi nuansa tempo doeloe lengkap dengan segala atributnya. Beberapa foto dan poster raksasa dipasang disudut jalan yang menggambarkan tentang sejarah kota Malang dan disesuaikan dengan tema yang diangkat. Tema yang diangkat setiap tahunnya berbeda, untuk tahun ini mengangkat tema “Discovering Heritage” (menemukan warisan/Peninggalan). Jika pada tahun sebelumnya lebih mengangkat tentang kesenian kota Malang, tahun ini lebih menekankan pada aspek sosial, budaya dan politik. Hal ini didukung dengan poster-poster yang menggambarkan sejarah pemerintahan Malang, pameran koleksi senjata dan adanya miniatur Benteng 1767 di tengah-tengah area festifal.

Pengunjung festifal ini dianjurkan untuk memakai kostum bernuansa tempo doeloe, meski tidak diwajibkan, namun dengan memakai pakaian jadul akan menambah suasana ke-jadul-an yang ada. Bagi anda yang hobby kuliner, festifal ini sangat cocok untuk mengobati kerinduan akan jajanan masa lalu yang mulai jarang dijumpai sekaligus merasakan suasana tempo dulu yang eksotis.

Festifal yang berlangsung selama tiga hari ini selalu menyedot perhatian masyarakat, ribuan orang memadati area festifal yang digelar dijalan raya tersebut. Pengunjung tidak hanya datang dari Kota Malang dan sekitarnya tetapi juga dari luar kota Malang bahkan luar propinsi Jawa Timur hingga turis mancanegara juga ada. Festifal ini juga merupakan surga bagi pecinta fotografi karena banyak spot-spot yang unik yang sangat sayang untuk tidak diabadikan.

Puncak kepadatan pengunjung terjadi di Malam hari, karena siang hari akan terasa lebih panas dan melelahkan jika kita berkeliling area festifal, selain itu lebih banyak pertunjukan/pesta rakyat digelar pada malam hari. Tapi bagi yang ingin berkeliling naik delman datanglah siang hari, karena kuda tidak bisa berjalan leluasa jika malam.

Well, festifal ini selalu berkesan bagiku, paling tidak aku bisa berdandan ala siti nurbaya tanpa merasa malu, berpose sana sini bahkan mengajak segerombolan orang tak dikenal untuk seru-seruan berfoto tanpa canggung. Sungguh menyenangkan.

Bagi anda yang belum pernah ke Malang, datanglah pada saat festifal ini digelar, pasti akan merasakan nuansa Malang yang sesungguhnya, dan selebihnya Selamat Bernostalgia......

Minggu, 22 Mei 2011

"Internasional"


(Membangun semangat)

Akhir-akhir ini aku akrab dengan kata “Internasional” dan mungkin untuk beberapa tahun kedepan aku harus bersahabat dengannya. Sungguh sebenarnya “Internasional” itu sangat jauh untuk orang lokal sepertiku, tak terpintas sedikitpun dibenakku akan memasuki dunia “Internasional” yang dulu hanya sebatas angan-angan. Mendengar kata Internasional aja bisa membuat begidik, tak terbayangkan bisa menjalani kehidupan Internasional ini.

Bagaimanapun keputusan telah dipilih dan tak ada jalan untuk mundur. Yang perlu aku lakukan adalah merubah ke”lokal”-an-ku menjadi “Internasional”, sepertinya sangat sulit memang, tapi bukan berarti tidak mungkin. Aku memahami bahwa jalan ini sama sekali tidak mudah, butuh kerja keras yang sangat keras, aku karus berusaha lebih giat dan lebih keras dari orang lain.

Ini bidang yang baru bagiku, meski mungkin tak sepenuhnya tak linier. Aku ibarat teri yang mencoba menyaingi ikan paus, tak sepadan, tapi aku akan membesarkan tubuhku dengan memakan plangtong hingga tubuhku membesar dan menyamai ikan paus seperti dalam permainan Feeding Frenzy

Perlu keberanian untuk melakukan perubahan dalam hidup. Aku sangat sepakat dengan Andrea Hirata bahwa menurutnya Belajar adalah upaya untuk menentang segala bentuk ketidakmungkinan, dan itu hanya bisa dailakukan oleh pemberani.

Aku telah memutuskan untuk mengambil keberanian, berani untuk kembali belajar dari awal, membuka satu-satu dokumentasi apapun tentang “Internasional”, hingga suatu saat aku bisa menyaingi ikan paus, atau seperti Maryamah dalam “Maryamah Karpov” yang berhasil jadi maestro catur. Beri aku yang sulit, aku akan belajar.

To be continued